loading...
CEO Telegram, Pavel Durov melalui cuitannya di Twitter mengungkapkan keheranannya mengapa layanan mereka diblokir di Indonesia. “Aneh, kami tidak pernah mendapatkan permintaan/protes dari pemerintah Indonesia. Kami akan selidiki dan membuat pengumuman,” kata @durov membalas cuitan seorang masyarakat net, Jumat (14/7).Pavel dalam akun twitter pribadinya mengaku heran dengan kebijakan tersebut. Pasalnya, Pavel menulis, pihaknya belum pernah mendapatkan komplain atau keluhan dari Pemerintah Indonesia.
"(Kebijakan) itu guah, kami tak pernah mendapatkan seruan atau keluhan apapun dari pemerintah Indonesia. Kami akan menyelidikinya dan mengumumkannya," tulis Pavel.
Cuitan dari Pavel tersebut dikomentari sejumlah wargguat dari Indonesia. "Kebangkitan Fasisme. Sesudah Telegram, Pemerintah Indonesia berencana memblokir tiruana media sosia," tulis akun @SiBonekaKayu.
Sementara akun @iiirman menduga Telegram diblokir alasannya sangat menjaga privasi para penggunanya.
Telegram adalah aplikasi layanan instan buatan Pavel Durov asal Rusia. Telegram dikenal sebagai layanan pesan instan dengan tingkat keamanan yang tinggi. Layanan ini menggunakan sistem enkripsi untuk percakapannya.
Aplikasi Telegram mempunyai pengguna aktif lebih 100 juta di seluruh dunia.
Pemerintah sendiri belum mengungkapkan alasan mengambil kebijakan ini. Namun, pemblokiran Telegram ditengarai alasannya mengandung konten ilegal.
11 DNS yang diblokir antara lain t.me, telegram.me, telegram.org, core.telegram.org, desktop.telegram.org, macos.telegram.org, web.telegram.org, venus.web.telegram.org, pluto.web.telegram.org, flora.web.telegram.org, dan flora-1.web.telegram.org.
Layanan Telegram versi website tidak sanggup diakses, tapi, aplikasi melalui ponsel masih sanggup dipakai untuk berkirim pesan
references by aktual, cnnindonesia
0 Komentar untuk "Tanggapan Ceo Telegram Aplikasinya Diblokir Di Indonesia"