Jersey Balap Yang Sekarang Jadi Tren Klub Indonesia

loading...
Semua ini berpertama ketika jersey Persib Bandung demam isu 2011 kemudian dirilis. Wakil Direktur PT Persib Bandung Bermartabat kala itu, Muhammad Farhan, menyampaikan bahwa pada demam isu tersebut, jersey bola akan diubah jadi jersey balap.


Tentunya jersey balap di sini bukan jersey balap mirip yang dikenakan Valentino Rossi atau Sir Chris Hoy, tetapi jersey sepak bola yang mirip jersey balap karena banyaknya sponsor yang melekat padanya. Meski langkah Persib itu ialah bukti kebolehan mereka dalam menggaet sponsor secara mandiri, hal itu kemudian menjadi olok-olok di kalangan suporter Tanah Air


Pada akhirnya, Persib memang menjadi pelopor. Pasalnya, tak sedikit yang kemudian mengujung.
Arema yang notabene ialah rival berat Persib, misalnya, juga tak luput dari transformasi ini. Pada jersey mereka dikala ini terdapat empat sponsor tidak sama, yakni Tora Bika Duo, Corsa, Go-Jek selaku sponsor kompetisi Liga 1, dan PT Graha Bangun Perkasa. Ditambah patch aplikasi Arema Access yang juga menempel, maka ada lima produk/perusahaan yang dipajang di jersey Arema dikala ini. Dan benar. Jersey Arema pun dikala ini mirip jersey balap.

Tak spesialuntuk Arema sejumlah klub lain pun mengikutinya mirip Bali United, Madura United

Namun, apakah transformasi jersey balap ini ialah sebuah dosa? Apakah ini berarti Arema atau Persib sudah mengkhianati sepak bola?

Tentu tidak. Masalahnya, ini ialah sepak bola profesional dan di olahraga profesional, segalanya butuh uang. Di sini, tiruana sudah jadi mata pencaharian entah itu pemain, pelatih, hingga tukang membersihkan-membersihkan. Semua mencari uang dan tiruana harus dipenghasilan.

Sialnya, di Indonesia industri sepak bola belum berjalan mirip yang diinginkan. Artinya, duit yang didapat dari hak siar, dari hadiah, dari tiket masuk stadion, dan dari sponsor belum seberapa. Padahal, penerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sudah tak lagi diperkenankan. Maka dari itu, mencari sponsor sebanyak-banyaknya ialah jalan satu-satunya.

Di Indonesia sendiri, semakin banyak sponsor yang melekat di jersey justru berarti positif. melaluiataubersamaini begitu, justru terlihat bahwa sebuah klub punya nilai jual lebih. Perkara estetika itu nomor dua alasannya yang terpenting di sini ialah bertahan hidup terlebih lampau.

Nah, olok-olok soal jersey balap di Indonesia ini sendiri seringkali didasarkan pada anggapan umum bahwa klub-klub luar negeri (baca: klub-klub Eropa) tidak melaksanakan hal ini. melaluiataubersamaini kata lain, kalau tidak mirip apa yang dilakukan klub-klub itu, ya, tidak keren.
Ini, para pembaca yang budiman, ialah salah yang kaprah. Pasalnya, jersey klub-klub Eropa pun perlahan sudah mulai menjadi jersey balap.


Ambil teladan Premier League yang mewah dan terkenal itu. Musim ini, di jersey klub-klub Premier League sudah ada sponsor lengan. Padahal, uang yang mereka sanggup dari hak siar dan segala macamnya sudah sangat besar. Bahkan, rata-rata pendapatan mereka dari sponsor dada pun sudah jadi yang terbesar di antara liga-liga top Eropa.

Meski begitu, sepak bola semakin hari memang semakin besar tuntutan finansialnya dan maka dari itu, mencari sponsor lengan pun kemudian menjadi solusi. Musim ini, ada sepuluh klub--Chelsea, Crystal Palace, Huddersfield Town, Leicester City, Liverpool, Manchester City, Southampton, Stoke City, Swansea City, dan Watford--yang sudah memasang sponsor di lengan jersey mereka.
Selain sponsor lengan ini, klub-klub Inggris juga sebelumnya sudah menjual jersey tes mereka kepada sponsor. Jersey tes Manchester United pernah jadi etalase untuk DHL, sementara jersey tes Liverpool sekarang disponsori Garuda Indonesia.

Dari Premier League, kita beranjak ke Italia. Juventus yang notabene ialah klub dengan kekuatan finansial paling mapan di Serie A dikala ini pun memasang dua sponsor di jersey mereka, yakni Jeep dan Cygames. Jeep dipasang sebagai sponsor dada, Cygames diletakkan di bawah nomor punggung. Jika Juventus saja melaksanakan ini, tak mengherankan jikalau klub mirip Cagliari pun melaksanakan hal serupa, bukan?


Di Italia, mirip halnya di Indonesia, menerima sponsor sebanyak-banyaknya juga ialah sebuah mengambarkan bagus. Masalahnya, ada klub-klub besar mirip Roma dan Lazio yang justru tidak bisa menarikdanunik sponsor. Padahal, berdasarkan catatan Totalsportek, rata-rata pendapatan dari sponsor dada di klub-klub Serie A spesialuntuk 3 juta euro per tim per tahun. Bandingkan dengan Premier League yang bisa menerima hingga 11 juta euro per tim per tahun.

Selain di Italia, pemasangan lebih dari satu sponsor di jersey ini juga marak terjadi di Prancis. Caen, Dijon, En Avant de Guingamp, Montpellier, Strasbourg, dan Toulouse juga memakai jersey balap untuk demam isu 2017/18 ini. Bahkan, Paris Saint-Germain sekalipun, selain memajang Fly Emirates sebagai sponsor dada juga memasang Qatar National Bank (QNB) sebagai sponsor di lengan.

Dari sini, terlihat bahwa transformasi jersey sepak bola menjadi jersey balap ini ialah sesuatu yang masuk akal dan sesuai dengan tuntutan zaman. Namun, apakah nantinya tiruana klub bakal melakukannya, itu yang masih harus dilihat lagi.


INI yang membuat keuangan klub dengan Jersey "Balap" sangat sehat, sehingga penghasilan tak pernah telat dan bisa merekrut pemain berkelas


references by 
Tag : info, olahraga
0 Komentar untuk "Jersey Balap Yang Sekarang Jadi Tren Klub Indonesia"

Back To Top