loading...
Banyak sebagian umat Islam yang menganggap remeh amalan ini pada ketika memasuki dan mengakhiri bulan Ramadhan dengan meninggalkan shalat tarawih, sebagain orang menganggap spesialuntuk amalan sunah tak wajib, ada juga yang lebih menentukan menonton TV atau berkumpul/beraktifitas diluar rumah dengan kawan-kawan atau sibuk urusan duni lainnya ketika malam Ramadhan
Salat Tarawih ialah salat sunnah muakkadah yang tidak terpisahkan dari bulan Ramadhan. Waktunya dikerjakan setelah salat Isya’ hingga terbitnya fajar yang menerangkan masuknya waktu subuh.
Pengasuh Ponpes Al-Fachriyah, Tangerang, Habib Ahmad bin Novel Jindan menerangkan keutamaan salat tarawih sebagaimana dikerjakan oleh para teman dekat, tabi’in, salaf dan hingga masa sekarang mempunyai keutamaan yang besar. Seperti diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim dari riwayat Sayyiduna Abu Hurairah RA, berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam (SAW) sudah bersabda: Barang siapa menghidupkan bulan Ramadhan alasannya kepercayaan dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampunilah dosa-dosanya yang sudah lalu”.
“Imam Nawawi berkata, yang dimaksud menghidupkan bulan Ramadhan ialah dengan salat tarawih,” terang Habib Ahmad bin Novel.
Salat tarawih yang dikerjakan setiap malam Ramadhan ialah sunnah yang harus dipatuhi. Ulama besar Yaman, Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Nasoih Ad-Diniyyah tentang salat tarawih menerangkan bahwa para salaf (rahmatullahi ‘alaihim) membaca Alquran dari pertama hingga selesai di dalam salat tarawih.
Setiap malam dibacanya sekadar yang bisa hingga mereka khatamkan Alquran itu pada malam-malam tertentu di selesai bulan Ramadhan. Sebagaiman firman Allah Ta’ala: “Dan setiap perbuatan baik yang engkau sediakan untuk diri engkau terlebih lampau, akan engkau dapati ia di sisi Allah.” (AI-Baqarah: 110)
Barang siapa yang tidak mengikuti jejak langkah para salaf dan amalannya, maka hendaklah tidakboleh hingga meenteng-entengkan salat tarawih itu. sepertiyang yang sering dilakukan kebanyakan orang-orang jahil, sering mengabaikan rukun yang wajib di dalam salat itu.
Seperti meninggalkan tuma’ninah pada ruku’ dan sujud alasannya terlalu cepat. Ataupun tidak memperhatikan bacaan Al-Fatihah berdasarkan petunjuk, alasannya ingin segera selesai. Salat tarawih yang sempurna, sama mirip salat-salat fardhu lainnya, dimana tiruana rukun dan tata tertibnya harus ditunaikan dengan baik. i.
Dalam kitab lain Uqudul Lu’lu’ wal Marjan dijelaskan keutamaan salat tarawih. Dari Abi Hurairah RA berkata: “Bahwasanya Rasulullah SAW senantiasa menghimbau dalam salat di malam Ramadhan, imbauan yang tidak bersifat mewajibkan. Kemudian Beliau bersabda: “Barangsiapa yang berdiri (diberibadah di malam) Ramadhan dengan kepercayaan dan tulus maka diampuni dosa-dosanya yang sudah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).”
Dari Aisyah RA berkata: ”Bahwa Rasulullah SAW keluar pada suatu malam (di bulan Ramadhan) kemudian dia salat dan ikut salat bersama dia beberapa orang. Maka pada pagi harinya orang-orang membicarakan insiden tersebut. Maka berkumpullah (pada malam diberikutnya) sekelompok orang yang lebih banyak dari sebelumnya untuk salat bersama beliau. Maka pagi harinya orang-orang membicarakan insiden itu. Maka berkumpullah pada malam ketiga sekelompok orang yang lebih banyak dari sebelumnya untuk salat bersama beliau.
Pada malam keempat berkumpul lebih banyak orang hingga masjid tidak sanggup menampung mereka. Sehingga Nabi SAW keluar spesialuntuk untuk salat subuh. Usai melaksanakan salat subuh dia menghadap kepada orang-orang tersebut dan bersabda: “Sesungguhnya tidak luput dariku perkumpulan kalian, akan tetapi saya khawatir (salat tarawih tersebut) diwajibkan kepada kalian dan kalian tidak akan bisa melaksanakannya. (HR Bukhari dan Muslim).
Mengenai jumlah rakaat salat ini, lebih banyak didominasi ulama beropini bahwa bilangan rakaat salat tarawih yang paling afdhal ialah 20 rakaat. Perlu diingat bahwa perbedaan jumlah rakaat spesialuntuklah berkisar seputar mana yang lebih afdhal. Jadi, tidak selayaknya kelompok yang lebih menentukan melaksanakan Salat Tarawih 20 rakaat melecehkan atau menyesatkan kelompok yang menentukan melakukannya 8 rakaat. Begitu pula sebaliknya.
Pengasuh Ponpes Al-Fachriyah, Tangerang, Habib Ahmad bin Novel Jindan menerangkan keutamaan salat tarawih sebagaimana dikerjakan oleh para teman dekat, tabi’in, salaf dan hingga masa sekarang mempunyai keutamaan yang besar. Seperti diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim dari riwayat Sayyiduna Abu Hurairah RA, berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam (SAW) sudah bersabda: Barang siapa menghidupkan bulan Ramadhan alasannya kepercayaan dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampunilah dosa-dosanya yang sudah lalu”.
“Imam Nawawi berkata, yang dimaksud menghidupkan bulan Ramadhan ialah dengan salat tarawih,” terang Habib Ahmad bin Novel.
Salat tarawih yang dikerjakan setiap malam Ramadhan ialah sunnah yang harus dipatuhi. Ulama besar Yaman, Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Nasoih Ad-Diniyyah tentang salat tarawih menerangkan bahwa para salaf (rahmatullahi ‘alaihim) membaca Alquran dari pertama hingga selesai di dalam salat tarawih.
Setiap malam dibacanya sekadar yang bisa hingga mereka khatamkan Alquran itu pada malam-malam tertentu di selesai bulan Ramadhan. Sebagaiman firman Allah Ta’ala: “Dan setiap perbuatan baik yang engkau sediakan untuk diri engkau terlebih lampau, akan engkau dapati ia di sisi Allah.” (AI-Baqarah: 110)
Barang siapa yang tidak mengikuti jejak langkah para salaf dan amalannya, maka hendaklah tidakboleh hingga meenteng-entengkan salat tarawih itu. sepertiyang yang sering dilakukan kebanyakan orang-orang jahil, sering mengabaikan rukun yang wajib di dalam salat itu.
Seperti meninggalkan tuma’ninah pada ruku’ dan sujud alasannya terlalu cepat. Ataupun tidak memperhatikan bacaan Al-Fatihah berdasarkan petunjuk, alasannya ingin segera selesai. Salat tarawih yang sempurna, sama mirip salat-salat fardhu lainnya, dimana tiruana rukun dan tata tertibnya harus ditunaikan dengan baik. i.
Dalam kitab lain Uqudul Lu’lu’ wal Marjan dijelaskan keutamaan salat tarawih. Dari Abi Hurairah RA berkata: “Bahwasanya Rasulullah SAW senantiasa menghimbau dalam salat di malam Ramadhan, imbauan yang tidak bersifat mewajibkan. Kemudian Beliau bersabda: “Barangsiapa yang berdiri (diberibadah di malam) Ramadhan dengan kepercayaan dan tulus maka diampuni dosa-dosanya yang sudah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).”
Dari Aisyah RA berkata: ”Bahwa Rasulullah SAW keluar pada suatu malam (di bulan Ramadhan) kemudian dia salat dan ikut salat bersama dia beberapa orang. Maka pada pagi harinya orang-orang membicarakan insiden tersebut. Maka berkumpullah (pada malam diberikutnya) sekelompok orang yang lebih banyak dari sebelumnya untuk salat bersama beliau. Maka pagi harinya orang-orang membicarakan insiden itu. Maka berkumpullah pada malam ketiga sekelompok orang yang lebih banyak dari sebelumnya untuk salat bersama beliau.
Pada malam keempat berkumpul lebih banyak orang hingga masjid tidak sanggup menampung mereka. Sehingga Nabi SAW keluar spesialuntuk untuk salat subuh. Usai melaksanakan salat subuh dia menghadap kepada orang-orang tersebut dan bersabda: “Sesungguhnya tidak luput dariku perkumpulan kalian, akan tetapi saya khawatir (salat tarawih tersebut) diwajibkan kepada kalian dan kalian tidak akan bisa melaksanakannya. (HR Bukhari dan Muslim).
Mengenai jumlah rakaat salat ini, lebih banyak didominasi ulama beropini bahwa bilangan rakaat salat tarawih yang paling afdhal ialah 20 rakaat. Perlu diingat bahwa perbedaan jumlah rakaat spesialuntuklah berkisar seputar mana yang lebih afdhal. Jadi, tidak selayaknya kelompok yang lebih menentukan melaksanakan Salat Tarawih 20 rakaat melecehkan atau menyesatkan kelompok yang menentukan melakukannya 8 rakaat. Begitu pula sebaliknya.
Ramadhan bisa disebut sebagai bulan hadiah. Dimana aneka macam hadiah yang Allah bagi di bulan ini. Tentu mereka yang tak mendapat hadiah itu ialah orang yang paling rugi, alasannya belum tentu Ramadhan diberikutnya mereka didiberi peluang untuk mendapat keutamaan-keutamaan di bulan suci ini. Jika Anda tak ingin rugi di bulan penuh berkah ini, hindarilah 6 hal diberikut.
1. Tidak berpuasa dan tidak diberibadah dengan terbaik
Perintah puasa di bulan Ramadhan bagi setiap orang yang mengaku diberiman sudah sangat terang tertuang di surat Al Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak diantara kita yang mengaku diberiman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa.
1. Tidak berpuasa dan tidak diberibadah dengan terbaik
Perintah puasa di bulan Ramadhan bagi setiap orang yang mengaku diberiman sudah sangat terang tertuang di surat Al Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak diantara kita yang mengaku diberiman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa.
Padahal kalau kita menyidik pada rukun Islam, maka seseorang belum bisa dikatakan beragama Islam kalau belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan puasa. Sementara zakat dan ibadah haji spesialuntuk diwajibkan kepada yang bisa saja.
Selain itu, ada juga diantara kita dan mungkin termasuk yang berpuasa, namun tidak melaksanakan amal ibadah lainnya dengan terbaik. Puasa spesialuntuk sekadar puasa saja. Padahal bulan Ramadhan itu menyimpan potensi pahala yang tidak terbatas. Ibadah sunah pahalanya dihitung mirip ibadah wajib, dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan hingga tak terhingga.
“…Barang siapa yang melaksanakan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Ramadhan pahalanya mirip melaksanakan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melaksanakan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya mirip melaksanakan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu Huzaimah).
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya alasannya dia sudah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).
2. Tidak menjaga shalat
Selain itu, ada juga diantara kita dan mungkin termasuk yang berpuasa, namun tidak melaksanakan amal ibadah lainnya dengan terbaik. Puasa spesialuntuk sekadar puasa saja. Padahal bulan Ramadhan itu menyimpan potensi pahala yang tidak terbatas. Ibadah sunah pahalanya dihitung mirip ibadah wajib, dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan hingga tak terhingga.
“…Barang siapa yang melaksanakan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Ramadhan pahalanya mirip melaksanakan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melaksanakan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya mirip melaksanakan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu Huzaimah).
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya alasannya dia sudah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).
2. Tidak menjaga shalat
Shalat ialah ibadah terpenting bagi seorang muslim alasannya shalat ialah tiang agama. Selain itu, shalat ialah amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari selesai zaman kelak.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari selesai zaman kelak ialah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya,” (HR Tirmidzi).
Selain itu, kepada para pria hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5 waktu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh Nabi dikategorikan kepada golongan orang munafik.
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh di masjid…” (HR Bukhari Muslim).
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari selesai zaman kelak ialah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya,” (HR Tirmidzi).
Selain itu, kepada para pria hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5 waktu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh Nabi dikategorikan kepada golongan orang munafik.
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh di masjid…” (HR Bukhari Muslim).
Meskipun spesialuntuk disebutkan sholat Isya dan Subuh, namun kita dilarang meremehkan sholat lainnya. Sebab, kalau kita amati ketika ini, justru shalat Ashar lah yang sering kali sedikit jamaahnya.
Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS An Nisa:140).
3. Puasa spesialuntuk mendapat lapar dan dahaga
Disatu sisi bulan Ramadhan menyampaikan pahala yang tak terhingga, disisi lain, banyak diantara kita yang berpuasa namun tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga.
Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS An Nisa:140).
3. Puasa spesialuntuk mendapat lapar dan dahaga
Disatu sisi bulan Ramadhan menyampaikan pahala yang tak terhingga, disisi lain, banyak diantara kita yang berpuasa namun tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga.
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapat dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR. Ath Thobrani).
Beberapa masalah yang menimbulkan hilangnya pahala puasa, antara lain: berdusta atau bohong, ghibah dan fitnah, mengadu domba, sumpah tiruan, dan melihat aurat lawan jenis dengan syahwat.
Orang-orang tersebut puasanya tetap sah, namun tidak mendapat pahala atas puasanya.
4. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai, Hanya Isy'a Saja
Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum shalat witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan satu keutamaan bagi orang yang megikuti tarawih hingga selesai. Nabi bersabda:
Beberapa masalah yang menimbulkan hilangnya pahala puasa, antara lain: berdusta atau bohong, ghibah dan fitnah, mengadu domba, sumpah tiruan, dan melihat aurat lawan jenis dengan syahwat.
Orang-orang tersebut puasanya tetap sah, namun tidak mendapat pahala atas puasanya.
4. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai, Hanya Isy'a Saja
Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum shalat witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan satu keutamaan bagi orang yang megikuti tarawih hingga selesai. Nabi bersabda:
“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam hingga selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Untuk itu marilah kita usahakan senantiasa mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat witir.
5. Tidak membiasakan membaca Al Qur’an, Merenungkan, Kemudian Mengamalkannya Usai Ramadhan
Membaca Al Qur’an ialah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan Ramadhan maupun bulan lainnya.
Didalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu aksara dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak menyampaikan Alif Laam Mim ialah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu aksara dan Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al Qur’an, belum lagi kalau dikerjakan di bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan hingga tak terhingga.
Untuk itu marilah kita membiasakan diri untuk membaca Al Qur’an, paling tidak di bulan Ramadhan ini bisa khatam satu kali.
6. Lebih jelek dari tahun lalu
Jika puasa Ramadhan tahun ini lebih jelek dari tahun lalu, maka bantu-membantu kita ialah orang yang mengalami kerugian. Karena orang yang beruntung ialah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu marilah kita nilai diri kita masing-masing, apakah kualitas ibadah kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, atau justru malah menurun atau semakin buruk.
Untuk itu marilah kita usahakan senantiasa mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat witir.
5. Tidak membiasakan membaca Al Qur’an, Merenungkan, Kemudian Mengamalkannya Usai Ramadhan
Membaca Al Qur’an ialah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan Ramadhan maupun bulan lainnya.
Didalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu aksara dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak menyampaikan Alif Laam Mim ialah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu aksara dan Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al Qur’an, belum lagi kalau dikerjakan di bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan hingga tak terhingga.
Untuk itu marilah kita membiasakan diri untuk membaca Al Qur’an, paling tidak di bulan Ramadhan ini bisa khatam satu kali.
6. Lebih jelek dari tahun lalu
Jika puasa Ramadhan tahun ini lebih jelek dari tahun lalu, maka bantu-membantu kita ialah orang yang mengalami kerugian. Karena orang yang beruntung ialah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu marilah kita nilai diri kita masing-masing, apakah kualitas ibadah kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, atau justru malah menurun atau semakin buruk.
Proses Upgrade Diri yang Bisa Dilakukan Selama Ramadan
Akan sia-sia rasanya kalau Ramadhan tidak disertai dengan perubahan diri ke arah yang lebih baik yang diperlukan bisa terus berlanjut hingga seterusnya. Dikutip dari Boldsky, diberikut hal-hal yang sanggup Anda lakukan di bulan suci ini untuk mendapat lebih banyak kebaikan dan perubahan.
1. Manfaatkan suasana Ramadan
Cobalah untuk memakai semangat spiritual ini untuk memperbaiki diri sehingga lebih bermanfaa baik bagi kehidupan Anda maupun lingkungan. Jika Anda menanamkan spirit bulan berkat dalam pikiran Anda sepanjang waktu, Anda niscaya akan mulai memmembuang hal-hal jelek dan negatif dalam hidup Anda.
2. Cobalah untuk mempelajari lebih dalam tentang Ramadan
Baca dan berdiskusi lah lebih dalam terkena bulan berkat kepada orang-orang bijak dan yang mempunyai pengetahuan lebih secara spiritual tentang makna Ramadan. Sesudah mendapat pengetahuan baru, terapkanlah dalam hidup Anda. melaluiataubersamaini cara ini, secara perlahan Anda akan membuat perubahan positif dalam hidup Anda.
3. Buatlah planning ketika Ramadan
Rencana yang dimaksud ialah dari segi spiritual Anda. Cobalah membaca ayat Alquran secara sedikit demi sedikit atau Anda sanggup pula menyumbangkan suatu hal kecil setiap harinya. Ingatlah bahwa planning besar yang mengharuskan Anda mengubah gaya hidup Anda sepenuhnya mustahil dilakukan. Meskipun kecil, terapkan dan lakukan hal tersebut terus menerus hingga Anda terbiasa.
4. Sadar secara mental
Anda harus mempersiapkan diri secara mental dan manfaatkan momen Ramadhan sebagai momen perubahan. Jika Anda berencana untuk makan sehat mulai dari bulan berkat ini, hati-hati dengan pikiran lain yang mengganggu mirip tiba-tiba Anda ingin menyantap masakan cepat saji atau masakan lain yang tidak sesuai dengan planning Anda.
Jadikan ibadah sebagai motto utama. Ibadah harus menjadi tujuan utama hidup Anda. Sisa hidup Anda harus dipenuhi dengan rasa syukur dan doa. Lakukan pekerjaan Anda juga alasannya niat ibadah. Bila ini menjadi contoh pikir, kebiasaan jelek Anda akan hilang perlahan.
1. Manfaatkan suasana Ramadan
Cobalah untuk memakai semangat spiritual ini untuk memperbaiki diri sehingga lebih bermanfaa baik bagi kehidupan Anda maupun lingkungan. Jika Anda menanamkan spirit bulan berkat dalam pikiran Anda sepanjang waktu, Anda niscaya akan mulai memmembuang hal-hal jelek dan negatif dalam hidup Anda.
2. Cobalah untuk mempelajari lebih dalam tentang Ramadan
Baca dan berdiskusi lah lebih dalam terkena bulan berkat kepada orang-orang bijak dan yang mempunyai pengetahuan lebih secara spiritual tentang makna Ramadan. Sesudah mendapat pengetahuan baru, terapkanlah dalam hidup Anda. melaluiataubersamaini cara ini, secara perlahan Anda akan membuat perubahan positif dalam hidup Anda.
3. Buatlah planning ketika Ramadan
Rencana yang dimaksud ialah dari segi spiritual Anda. Cobalah membaca ayat Alquran secara sedikit demi sedikit atau Anda sanggup pula menyumbangkan suatu hal kecil setiap harinya. Ingatlah bahwa planning besar yang mengharuskan Anda mengubah gaya hidup Anda sepenuhnya mustahil dilakukan. Meskipun kecil, terapkan dan lakukan hal tersebut terus menerus hingga Anda terbiasa.
4. Sadar secara mental
Anda harus mempersiapkan diri secara mental dan manfaatkan momen Ramadhan sebagai momen perubahan. Jika Anda berencana untuk makan sehat mulai dari bulan berkat ini, hati-hati dengan pikiran lain yang mengganggu mirip tiba-tiba Anda ingin menyantap masakan cepat saji atau masakan lain yang tidak sesuai dengan planning Anda.
Jadikan ibadah sebagai motto utama. Ibadah harus menjadi tujuan utama hidup Anda. Sisa hidup Anda harus dipenuhi dengan rasa syukur dan doa. Lakukan pekerjaan Anda juga alasannya niat ibadah. Bila ini menjadi contoh pikir, kebiasaan jelek Anda akan hilang perlahan.
Sejatinya, Rasulullah SAW selalu meningkatkan ibadahnya setiap kali memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dalam sebuah hadis sahih, Aisyah RA berkata: "Rasulullah SAW apabila masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan, maka dia akan semakin mengencangkan sarungnya."
Maksud dari mengencangkan sarung, berdasarkan para hebat tafsir dan hadis ialah makin bersungguh- sungguh dalam diberibadah. Padahal, Rasulullah SAW tidak pernah lengah atau menurunkan semangatnya dalam diberibadah, tapi pada sepuluh hari terakhir iba dah dia lebih ulet diban ding kan ibadah di hari-hari sebe lumnya.
Namun, ketika ini apa yang sudah diteladankan Rasulullah itu susah dijumpai pada selesai Ramadhan. Masjid tidak lagi ramai mirip ketika pertama Ramadhan. Sebaliknya, sentra perbelanjaan justru sesak, dipadati orang-orang yang mencari perlengkapan menyambut Lebaran.
"melaluiataubersamaini semakin menipisnya waktu, sepatutnya kita mengikuti Rasul untuk meningkatkan iba dah, alasannya setiap menit bahkan detik di bulan Ramadhan sangat berharga untuk mengerjakan se suatu yang sanggup mendekatkan pada Allah. Bukan justru ber ma las-malasan apalagi lebih me men tingkan mencari perlengkapan menyambut Idul Fitri," kata Ustaz Abu Qotadah Lc dalam ceramahnya di Masjid al-Azhar Sum marecon Bekasi, belum usang ini.
Menurut Ustaz Abu, seiring berjalannya Ramadhan maka keimanan juga akan cenderung berubah. Ada yang makin meningkat, ada pula yang menurun. Ada pula yang justru tidak berubah sama sekali. Padahal, kata dia, sudah sepatutnya disadari bahwa makin sedikitnya waktu Ramadhan yang tersisa, akan makin sedikit pula waktu untuk mengumpulkan keberkahan dan pahala yang berlimpah ruah di da lamnya.
Adapun salah satu cara Rasulullah meningkatkan ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan ialah menghidupkan malam dengan memperpanjang durasi ibadah qiyamul lail. Mengutip sebuah hadis, Ustaz Abu menerangkan bahwa Rasulullah pernah mengetuk rumah putrinya, Fatimah untuk mengajaknya dan menantunya, Ali bin Abi Thalib untuk melaksanakan qiyamul lail.
Menghidupkan malam dan memperpanjang qiyamul lail dilakukan dengan memperbanyak shalat sunah, membaca Alquran, dan memuji Allah SWT dengan zikir dan tahmid. Keuntungan dari menghidupkan malam pada ma lam-malam terakhir Rama dhan dengan ibadah, kata Ustaz Abu ialah mempergampang jalan untuk mendapat keberkahan Lailatul Qadar.
Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang melaksanakan shalat malam pada Lailatul Qadar alasannya keimanannya pada Allah dan mengharapkan pahala di sisi- Nya, maka Allah akan ampuni do sa-dosanya yang sudah lalu." "Lailatul Qadar ialah bukti kasih akung Allah kepada hamba-Nya dan sungguh disa yang kan kalau disia-siakan, alasannya belum tentu kita punya peluang untuk bertemu Ramadhan selanjutnya," kata dia.
Allah SWT berfirman dalam surah ad-Dukhan ayat 1-4 yang artinya: "Demi kitab (Alquran) yang menerangkan. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan se sungguhnya Kami-lah yang memdiberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (Yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami ialah Yang mengutus rasul-rasul."
Berdasarkan pendapat hebat tafsir, pada malam itu (Lailatul Qadar) ialah malam diputuskannya takdir seluruh makhluk yang akan terjadi di tahun selanjutnya. Pada malam itu pula, diturunkannya Alquran yang hingga sekarang menjadi petunjuk bagi umat mus lim seluruh dunia.
Malam itu juga diibaratkan lebih baik dari malam-malam selama seribu bulan, alasannya pada malam itu bumi akan sesak oleh para malaikat yang turun ke bumi dengan segala keberkahan, kebaikan dan rahmat yang menyertainya. Segala dosa akan dihapuskan dan terpenuhinya kesejahteraan alasannya banyaknya hamba yang dibebaskan dari api neraka.
Kehadiran Lailatul Qadar me mang dirahasiakan oleh Allah SWT. Ustaz Abu menerangkan, hikmahnya yakni insan sanggup meterbaikkan ibadah mereka dan tidak spesialuntuk lada satu malam saja. Namun, banyak hadis yang me nerangkan bahwa Lailatul Qa dar berada di antara sepuluh ma lam terakhir. Rasulullah bersabda: "Bersungguh-sungguhlah ka lian untuk meraih Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir secara keseluruhan baik ganjil maupun genap."
Dalam hadis lain dijelaskan bahwa ada beberapa teman akrab yang memimpikan hadirnya Lailatul Qadar, kemudian mengatakannya kepada Rasulullah. Rasulullah bersabda: "Mimpi kalian tentang Lailatul Qadar pada tujuh terakhir di bulan Ramadhan benar adanya, maka barang siapa yang ingin mendapatkannya (Lai latul Qadar) maka bersungguh-sungguhlah di tujuh hari terakhir Ramadhan."
Meski tidak diketahui waktu niscaya kehadiran Lailatul Qadar, terdapat cara untuk mengetahui gejala kehadirannya. Rasulullah bersabda: "Pada Lailatul Qadar, matahari di pagi harinya tidak bercahaya dengan terang (redup)." (HR Muslim).
Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah bersabda: "Lailatul Qadar ialah malam yang sunyi dan tenang, dan tidak gerah tidak juga dingin. Dan pagi harinya matahari bercahaya kemerah-me rahan (redup) sedangkan malamnya terang (meski tanpa bintang atau bulan)."
"Maka dari itu, untuk mendapat kemuliaan Lailatul Qadar sudah sepatutnya kita tidak ter lena dengan hal yang sanggup menjauhkan diri dari Allah, dan sebaliknya semakin mendekatlah pa da-Nya," kata dia.
Janganlah jadi insan yang tidak puasa /tidak tarawih, shalat berjamaah di masjid tiba-tiba ikut-ikutan Idul Fitri,,
Ingatlah bahwa kita akan berpindah ke alam lain yang kita tak bisa tau kapan waktunya tiba, maka persiapkanlah planning terbaik hidup setelah mati biar kalau kita sudah berpindah alam baik secara mendadak kita tak meratapi waktu yang termembuang detik demi detiknya spesialuntuk dihabiskan untuk acara yang yang tak menambah saldo rekening pahala kita
Percuma kalau ia spesialuntuk menjadi baik dan semangat ibadah, taat spesialuntuk pada spesialuntuk satu hari atau pada ketika Ramadhan saja, Sebaik Lailatul Qadar bagi seorang Muslim ialah ketika ia tetap konsisten, mengupgrade dirinya untuk menjalankan tiruana ibadah yang sudah ia latih di bulan Ramadhan untuk tetep dilakukan dan diamalkan pada hari biasanya menjalankan Al-Quran dan Sunnah serta mengakibatkan dirinya bermanfaa minimal bagi orang sekitarnya hingga ruh lepas dari tubuhnya.... maka ia sudah mendapat kebaikan Ramadhan, malam yang lebih baik dari 1000 bulan...
references by sindonews, zonakeren, republika
Tag :
islam
0 Komentar untuk "Apa Kerugian Orang Yang Meninggalkan Shalat Tarawih Ramadhan?"