Kenapa Jikalau Kehujanan Harus Keramas?

loading...
Saat isu terkini hujan datang berarti kemungkinan Anda mengalami kehujanan akan lebih besar. Tentu hal itu tidak sangat bahagia, apalagi bagi kaum perempuan yang harus keramas dan mengeringkan rambut panjang mereka usai basah-basahan dan kedinginan.



Keramas usai kehujanan sangat dimasukankan, lantaran ternyata pada air hujan ada kandungan zat yang kurang baik bagi kecantikan rambut. Mengutip laman Health Cure Tips, air hujan bisa membuat rambut rusak lantaran beberapa zat yang sifatnya asam.

Apalagi pada hujan yang turun gerimis atau tidak deras, serius asam dan gas dari polusi udara lebih tinggi sehingga potensi merusaknya jadi lebih besar. Tak heran jikalau ada beberapa orang yang jadi simpel sakit usai terkena gerimis atau hujan rintik-rintik.

Alasan lain bahwa Anda perlu keramas usai terkena hujan dan gerimis ialah lantaran air hujan mengandung polutan dan kotoran dari udara yang bakal melekat di rambut apabila tidak segera dimembersihkankan.

Ini sanggup mengakibatkan ketombe, alasannya ialah kotoran yang melekat di kulit kepala itu kadang memicu kuman untuk tumbuh dan berkembang.

Jika Anda tak segera keramas usai kehujanan, maka akan terjadi pula duduk kasus gatal-gatal dan anyir tak sedap dari kepala Anda. Makara dari pada mengundang banyak masalah, tak ada salahnya segera keramas dan membersihkankan rambut, setelah itu keringkan dengan sempurna.

Kandungan dalam air hujan ini termasuk di dalamnya ialah zat- zat yang bersifat kimiawi. Beberapa kandungan zat atau materi kimia yang terdapat pada air hujan antara lain sebagai diberikut:

Uap air atau H2O

Kandungan utama yang terdapat pada hujan ialah uap air atau H2O. kandungan uap air ini ialah yang paling mayoritas dengan presentase sebesar 99,9% dan sisanya tergantung pada lapisan atmosfer yang dilaluinya. Kita tiruana sudah mengetahui wacana siklus hujan. Bagaimana hujan terjadi dari pertama mula sampai turun ke bumi bahkan menjadi hujan lagi. Nah dari proses terjadinya hujan tersebut ada yang namanya penguapan dari sumber- sumber air yang ada di plguat bumi. Nah, penguapan tersebut lah yang membuawa uap air dan membentuklan awan- awan yang kecil. Awan- awan tersebut kemudian terbawa angin dan menggumpal menjadi awan yang besar.

Awan (baca: proses terjadinya awan) yang besar inilah yang akan mengalami kejenuhan sampai menurunkan muatannya yang meliputi air ke bumi. Sebenarnya awan inilah yang mengandung uap air sehingga uap air ialah cikal bakal terjadinya hujan. Uap air ini sifatnya kondusif selama uap tersebut berasal dari sumber air di permukaan bumi yang kondusif bagi insan pula. Kandungan uap air pun tidak sama- beda tergantung sumber airnya. Uap air sendiri apabila terkena badan maka masih dalam batas aman.

Karbon (silika dan fly ash dalam bentuk bubuk enteng)

Air hujan juga mengandung zat karbon. Zat karbon yang terdapat pada air hujan  ini berupa silika dan juga fly ash. Perlu kita ketahui bersama bahwa silika dan juga fly ash ialah zat debu yang mengikat molekul- molekul pada air sampai terbentuklah hujan. Hujan ini berasal dari proses presipitasi, yaitu proses pengikatan banyak molekul- molekul di permukaan molekul lainnya sehingga terbentuklah molekul yang dipusatnya terdapat molekul asing. Sehingga silika dan juga fly ash ini ialah zat yang berperan dalam proses terjadinya hujan bahkan peranannya menjadi sangat penting dan juga dominan. Kandungan karbon yang berlebih akan mengakibatkan pencemaran.

Asam nitrat

Kandungan zat kimia selanjutnya yang ada di dalam air hujan ialah asam nitrat. Pernah kita mendengar wacana terjadinya hujan asam. Hujan asam ialah hujan yang terjadi akhir pencemaran oleh pabrik yang bersifat kotor atau dari semburan pegunungan berapi. Kandungan asam nitrat yang berlebihan tidak baik dan bisa membahayakan. Kandungan asam juga bisa ditetapkan dalam pH. Air hujan normal mempunyai pH 6, sementara hujan asam mempunyai pH dibawah normal, yakni sekitar 5,7 ke bawah. Kandungan asam yang berlebihan bisa mengakibatkan besi simpel berkarat dan juga gangguan pernapasan pada manusia.

Asam sulfat

Selain asam nitrat, kandungan zat asam lainnya pada air hujan ialah asam sulfat. Asam sulfat ialah zat yang terkandung dalam air hujan dan apabila berlebihan maka akan mengakibatkan gangguan pada pernapasan manusia.

Garam

Kandungan zat selanjutnya pada air hujan ialah garam. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa garam berasal dari air bahari (baca: macam macam laut) yang rasanya asin. Sebab itulah garam juga terasa asin. Sebenarnya kandungan garam pada air hujan ini relatif. Air hujan yang mengandung banyak kandungan garam ialah hujan yang terjadi di kawasan pantai (baca: ekosistem pantai). Hal ini lantaran proses terjadinya hujan di kawasan pantai akhir dari penguapan air bahari yang tergerahkan oleh sinar matahari.

Air bahari yang mengandung garam tersebut akan menguap dan uap airnya pun mengandung garam. Kandungan garam yang berlebihan pada hujan akan mengakibatkan besi menjadi cepat berkarat dan mempercepat proses korosi. Sementara itu kandungan garam yang berlebih apabila terkena kulit akan mengakibatkan kusam dan kondisi yang tidak baik.

Nah, itulah beberapa zat yang terkandung dalam air hujan. Zat- zat yang sudah disebutkan di atas tidaklah permguan ada di setiap air hujan dengan kadar yang sama. Kandungan zat pada air hujan ini tergantung pada keadaan atmosfer di masing-masing kawasan atau wilayah terjadinya hujan tersebut. Misalnya di kawasan pantai  akan mengandung garam dengan kadar yang tinggi, dan di wilayah perindustrian hujan akan mengandung asam yang cukup banyak daripada bukan di wilayah perindustrian. Sehingga sanggup disimpulkan bahwa kandungan zat pada air hujan tidak sama-beda di setiap wilayahnya.





Manfaatnya akan lebih banyak Anda rasakan sendiri lho, lantaran rambut jadi segar, elok dan wangi terhindar dari lepek serta anyir dan ketombe.
Semoga bermanfaa...



references by sidomi, ilmugeografi
Tag : info, kesehatan, tips
0 Komentar untuk "Kenapa Jikalau Kehujanan Harus Keramas?"

Back To Top