loading...
Patricio Jimenez menyambangi kantor CNNIndonesia.com di Jakarta Selatan, merespons seruan wawancara khusus dengannya. Mengenakan baju koko putih, Jimenez ikut berbuka puasa bersama kru CNNIndonesia.com, Selasa (6/6) sore lalu. Dia mengajak serta putra bungsunya, James Andrian.Mantan pemain Semen Padang dan Persib Bandung itu memutuskan untuk menetap di Indonesia sehabis tak lagi berkarier sebagai pesepak bola. Menikah dengan perempuan berdarah Minang, 13 tahun kemudian dan mempunyai empat putra, pemain asal Chile itu merasa pecahan dari negara ini.
Kesibukannya akhir-akhir ini pun tak lepas dari kerja sukarela memmenolong pengembangan sepak bola usia muda. Pato, sapaan akrabnya, menganggapnya sebagai proyek balas budi untuk sepak bola Indonesia.
Pato hadir ke daerah-daerah di sekitar maupun luar Pulau Jawa, spesialuntuk dengan diongkosi panitia untuk mempersembahkan konsultasi pelatihan sepak bola usia muda. Bayaran yang spesialuntuk sekadarnya itu bukan menjadi hal utama.
Urusan dapur, Pato mengaku masih mempunyai pemasukan dari perjuangan kecil-kecilan di bidang jasa travel dan wiraswasta yang dikelola istri.
“Saya pernah spesialuntuk pulas di dalam lapangan indoor di Surabaya dan dikasih nasi kotak saja. Tapi saya tetap senang alasannya yaitu tujuan saya mengabdikan diri untuk sepak bola Indonesia,” ujar Pato.
Aksi Heboh Pato di Persib Bandung
Mungkin tak banyak yang mengenal pemain berambut gondrong ini. Sekadar mengingatkan, laki-laki berjulukan lengkap Patricio Jimenez Diaz itu pernah bikin heboh sepak bola Indonesia.
Ya, spesialuntuk beliau yang pernah melaksanakan agresi sanksi penalti dengan menggunakan epilog mata. Tepatnya kala masih berkostum Persib pada ekspresi dominan 2006/2007, beliau melaksanakan agresi eksentrik itu.
Saat itu Persib menjamu Persijap Jepara untuk merebut tiket 16 Besar Piala Indonesia 2007. Laga yang berakhir 0-0 itu dilanjutkan dengan langgar penalti dan Pato bisa mengeksekusi penalti dengan epilog mata.
Aksi itu lah yang membuat namanya lebih banyak dikenal bersama Persib meski klub pertamanya di Indonesia yaitu Semen Padang.
Tak banyak yang tahu pula, Pato rupanya eksklusif menemukan pencarian spiritual di negeri kepulauan ini. Tak perlu proses usang sampai bertahun-tahun baginya untuk hijrah menjadi mualaf.
Baru berseragam Kabau Sirah pada pertama 2004, Islam eksklusif mencuri perhatian Pato. Tak lain dari kesan konkret laki-laki kelahiran Linares, Chile, itu terhadap keramahan dan keterbukaan orang-orang Indonesia, khususnya Sumatera Barat, yang menciptakannya bersimpati.
Sebelum hadir ke Indonesia, Pato tahu betul negara yang bakal kunjunginya kala itu berpenduduk lebih banyak didominasi pemeluk Islam. Keramahan dan kebaikan orang-orang Indonesia yang dijumpainya itu, eksklusif diasosiasikannya dengan nilai-nilai islami.
Belajar Islam
“Semua ibarat satu paket ketika berguru budaya wacana keterbukaan. Saya masuk Islam dengan sesuatu yang hadir dari atas. Saya pertama kunjungi masjid sama kawan-kawan pemain dikala itu saya jatuh cinta dengan agama (islam),” tutur Pato.
“Saya tidak pernah melihat di manapun lewat internet atau secara langsung, di mana orang masuk masjid itu pekerja desa, kemudian sebelahnya bangkit Kolonel TNI, kemudian dokter, guru, orang yang minta sumbangan. Di dalam masjid, tidak ada perbedaan sama sekali, status sama. Itu sangat mulia, itu yang buat saya jatuh cinta sebenarnya.”
Sejak dikala itu pula, Pato mulai terpikir untuk banyak mengenal Islam lebih mendalam.
“Saya katakan ke kawan-kawan: ‘Tolong menolong aku, saya mau (belajar Islam),’ Lalu saya mulai dikasih Iqra, baca: Alif, Ba, Ta, Tsa.”
“Jadi waktu kenal Novi (Angraini, sang istri), dengan kehadiran dia, perempuan Minang yang Islam 100 persen di kawasan itu sangat memmenolong. Dia tanya kepada saya apakah saya bisa membaca Alquran. Saya balasan bahwa saya tidak bisa sesempurna bacaan ustaz, tapi saya bisa sedikit-sedikit,” sambungnya.
Sedikit pula yang tahu, keinginannya menjadi mualaf kala itu tidak ada kaitannya dengan kepentingan berkeluargai gadis muslim asal Padang Panjang tersebut.
“Kebanyakan orang-orang masih berpikir bila saya masuk islam alasannya yaitu berkeluarga dengan Novi. Itu tidak benar sama sekali. Saya masuk Islam sekitar bulan Juni, sedangkan kenal beliau (Novi) itu Oktober,” ujar Pato sembari tersenyum simpul.
Islam Membuka Hati Pato
“Jadi proses berguru budaya dan bagaimana saya melihat agama Islam itu sangat jauh jaraknya di Amerika Latin. Islam yang bisa membuka hati aku.”
Mantan pemain yang selalu memelihara rambut panjangnya itu mengaku ada perubahan besar sehabis memeluk Islam.
“Perubahan terbesar terjadi di dalam ketenangan. Sebenarnya sebelum saya Islam, saya tidak terlalu (perhatian) dengan agama. Karena di Amerika Latin, agama bukan nomor satu,” ucap Pato.
Dia melanjutkan, gres mengenal agama sehabis dirinya mempelajari Islam. Pato lantas mengakui perubahan yang sangat indah ketika memulai sesuatunya dari nol sebagai muslim.
Pato juga mengatakan, mendapat proteksi total dari kedua orang tuanya di Chile. “Saya waktu pertama kali pulang ke Chile sehabis proses pernikahan, saya membawa jilbab untuk ibu dan baju salat. Ibu orang katolik, tapi beliau senang dengan hadiah tersebut dan memakainya,” ujarnya sembari tertawa.
“Tidak ada satu orang ibu pun di dunia ini yang tidak senang melihat anaknya bahagia. Logikanya begitu. Di dalam agama atau perjalanan hidup ibarat apapun, tetap orang bau tanah senang bila melihat anak bahagia. Makara mereka di sana rukun saja, yang penting anaknya senang dan selalu berkomunikasi dengan keluarga. Itu yang penting.”
Pengalaman Pato Berpuasa
Memasuki bulan bulan berkat ini, Pato menyampaikan ingin tetap konsisten menjalankan ibadah, termasuk puasa setiap hari. Puasa tersebut sama ibarat yang dilakukannya ketika kali pertama memeluk Islam pada 2004 silam.
“Saya tidak kaget lagi waktu harus puasa pertama kali. Apalagi di sekolah berguru bertahan hidup alasannya yaitu wajib militer selama dua tahun.”
“Jadi saya bisa bertahan tidak makan dua hari, tidak duduk perkara dan tidak sakit. Bulan puasa sehabis buka mungkin saya spesialuntuk makan buah satu apel, pisang, atau air putih. Selebihnya tidak usah makan,” tutur Pato, menambahkan.
Bahkan, Pato mengaku kerap berpuasa di luar bulan Ramadan, salah satunya biar doa dan cita-citanya memajukan sepak bola Indonesia bisa tercapai. (
references by cnnindonesia
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20170616154058-501-222291/pato-jimenez-antara-mualaf-persib-dan-indonesia/
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20170711175912-501-227148/pato-berbagi-cerita-penalti-tutup-mata-di-persib/
0 Komentar untuk "Patricio Jimenez Mantan Bek Persib, Mualaf & Cinta Indonesia"