loading...
Polri berencana untuk merekrut hacker, atau peretas remaja, Sultan Haikal untuk memmenolong tim penegak hukum. Rencana itu direspons kasatmata Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara."Bagus itu. Bagus," kata dia, usai deklarasi Asosiasi Media Siber di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa 18 April 2017.
"Kalau di pemerintahan, bila ditanya melibatkan hacker, ya mereka tak akan bicara. Hacker kan bicara soal dunia underground ya," kata dia.
Biasanya, peretas dilibatkan kalangan pemerintah untuk menjaga situs miliknya. Sementara itu, untuk pemerintahan di dunia, menggunakan jasa peretas untuk melindungi bahaya dari luar.
Sedangkan Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Fadil Imran mengatakan, Haikal akan direkrut, namun bukan menjadi anggota Kepolisian. Peretas yang tak sempat selesai Sekolah Menengah Pertama ini akan dimanfaatkan keahliannya untuk memmenolong polisi.
"Dia dibina, semoga tidak direbut organisasi kejahatan. Dia diarahkan ke jalan yang benar, semoga tidak jatuh ke Nigeria, Eropa Timur, atau Taiwan," jelasnya.
Sultan Haikal ialah peretas asal Tangerang, Banten, yang tertangkap atas peretasan susukan situs milik Tiket.com. Remaja ini dianggap merugikan sampai Rp4,1 miliar. Sejumlah barang bukti diamankan dari Sultan Haikal di antaranya, router wifi, sepeda motor, dan buku tabungan dengan saldo Rp212 juta.
references by viva

0 Komentar untuk "Pembinaan Hacker Indonesia, Ini Kata Menkominfo"