Hutang Riba China Rp 13 Triliyun Kereta Cepat Jakarta-Bandung Cair

loading...
Pemerintah mengungkapkan dukungan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tahap pertama akan cair sebesar USD 1 miliar atau setara Rp 13,3 triliun (USD 1=Rp 13.343). Utang dari China Development Bank (CDB) akan dicairkan pada 15 Mei menhadir.

"Konsultan yang melaksanakan Detailed Engineering Design (DED) karenanya sudah jelas. Makara pencairan dana pertama segera, mungkin USD 1 miliar," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ketika dijumpai di Bogor, Jumat (28/4) malam.

Menteri Rini juga menginformasikan bahwa biaya pembangunan kerta cepat Jakarta-Bandung membengkak. Dari pertama USD 5,19 miliar menjadi USD 5,99 miliar.

Kenaikan disebabkan adanya perubahan rencana pembangunan jalur di sejumlah titik dari melayang menjadi menggunakan terowongan. "Usai soil test ternyata lebih baik pakai terowongan. Ini sudah disetujui CDB," tuturnya.

Sebelumnya, investasi pertama proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, adalah USD 5,1 miliar. Jalur kereta yang membentang 142 kilometer tersebut menembus sembilan kabupaten-kota sepanjang di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta.

Selain itu, akan dibangun empat stasiun, yakni Stasiun Halim-Stasiun Karawang-Stasiun Walini-Stasiun Tegalluar (Bojongsoang, Kabupaten Bandung).

Pengerjaan fisik kereta cepat Jakarta-Bandung gres akan dimulai Maret 2017, semenjak di-groundbreaking Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pertama 2016. Pengerjaan untuk 26 kilometer pertama yang dimulai dari Walini, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu dilakukan hasil pembebasan lahan yang sudah mencapai 60 persen dari total keseluruhan dibutuhkan.

"Lokasinya (dimulainya pengerjaan fisik dimulai dari) Walini, dan ada beberapa lokasi lainnya," kata Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi di Gedung Negara Pakuan, Bandung.

Saat disinggung anggaran, pihaknya enggan terbuka dengan dana sementara yang akan digunakan untuk pembangunan tahap pertama. Sama halnya dengan dana pembebasan lahan. Yang niscaya KCIC memastikan bila dana yang ada mencukupi.

"Dana konstruksi masih tahap finalisasi untuk loan. Belum dapat diberikan angka lantaran masih proses pembahasan, tidakboleh hingga mengganggu," terangnya.




3 Bank BUMN Teken Utang China Rp 42 Triliun

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, membawa Direktur Utama dari 3 bank BUMN ke Beijing, China. Untuk menanhadirani perjanjian utang dengan Bank Pembangunan China (China Development Bank/CBD).

Bank China ini mempersembahkan utang senilai US$ 3 miliar, atau sekitar Rp 42 triliun kepada PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Penanhadiranan kerjasama utang dari China dilakukan antara Presiden Direktur CDB Zheng Zhijie, dengan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni. Rini ikut menyaksikan penanhadiranan tersebut.

"Pada hari Rabu pukul 19.00 (waktu setempat) 16 September 2015 di Beijing, Menteri BUMN, Ibu Rini M. Soemarno bersama dengan Chairman National Development and Reform Commission (NDRC) Mr. Xu Shaoshi, menyaksikan penanhadiranan dukungan dana dari CDB," kata Kepala Bidang Komunikasi Publik Kementerian BUMN, Teddy Purnama, kepada detikFinance, Kamis (17/9/2015).

Setiap perbankan memperoleh alokasi kredit US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun dari CDB. Teddy mengatakan, CDB memdiberi akomodasi kredit dengan tenor atau jangka waktu 10 tahun.

"Ini sudah fix dan eksklusif menerima," jelasnya.

Suntikan dukungan dari CDB akan digunakan untuk financing dan refinancing banyak sekali kegiatan pembangunan dan perdagangan selama periode Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pinjaman ini akan dipergunakan oleh Bank BUMN untuk pembiayaan infrastruktur dan proyek lain yang meningkatkan ekspor," tuturnya.


Nantinya, 30% dari dana dukungan tersebut akan diterima dalam mata uang yuan atau Renminbi (RMB). Sementara sisanya dalam bentuk dolar AS.


references by detik, merdeka
0 Komentar untuk "Hutang Riba China Rp 13 Triliyun Kereta Cepat Jakarta-Bandung Cair"

Back To Top