loading...
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan, Muhammad Nasir menyarankan semoga setiap biro elpiji tabung 3 kilogram mendata pelanggan tetapnya. Hal ini untuk mengatasi banyaknya pengecer illegal yang menjual elpiji tabung 3 kilogram di atasharga yang sudah diputuskan pemerintah.
Dia sebut, setiap biro harus mempunyai pelanggan tetap. Sehingga jatah elpiji tabung 3 kilogram yang disalurkan melalui pertamaan, spesialuntuk dijual untuk para pelanggan tetap. “Demikian juga ketika gas sudah hingga ke tangan pengecer, teladan yang sama yaitu mempunyai pelanggan tetap. Itu harus menjadi laporan mereka,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.
melaluiataubersamaini cara menyerupai ini, biro juga ditegaskan harus menolak pembelian elpiji subsidi dari yang bukan pelanggan tetap.
Nasir optimistis, kalau cara ini dipraktekkan, harga elpiji tabung 3 kilogram akan terkendali. melaluiataubersamaini begitu, kuota elpiji tabung 3 kilogram untuk Kabupaten Nunukan akan terdistribusi tepat samasukan.
"Kalau sudah begitu, banyak tong kosong masuk atau urusan lain tidak pengaruh. Kan tiruana terdata? Semua bisa dipertanggungjawabankan," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Nunukan mengakui susah mengenali pengecer elpiji tabung 3 kilogram. Para pengecer ini menjual elpiji tabung 3 kilogram hingga Rp40.000 dari harga yang seharusnya spesialuntuk Rp16.500.
Persoalan inipula yang menjadikan kecemburuan dari biro yang mempunyai legalitas. Sebab mereka melihat para pengecer mendapat laba yang begitu besar. Para pemilik biro inipun mencoba mencari untung yang lebih besar dengan menjual elpiji tabung 3 kilogram menjadi Rp20 ribu.
"Kecemburuan inilah yang kemudian membuat mereka mencoba bermain harga juga. Mereka berfikir, pengecer yang tidak punya legalitas saja untungnya banyak sekali.
Kenapa kami yang legal tidak bisa? Apalagi pemkab juga belum punya solusi," ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Hasan Basri Mursali sebelumnya mengatakan, salah satu pemicu semakin langkanya elpiji tabung 3 kilogram di Kabupaten Nunukan disebabkan bebasnya jual beli tabung kosong di atas kapal swasta yang hadir dari Sulawesi Selatan.
‘’Banyak tabung kosong yang beredar dari luar tempat lewat laut. Itu dimanfaatkan pengecer. Karena Pertamina sendiri tidak pernah menjual tabung gas kosong begitu,’’ ujarnya.
Dia sebut, masuknya tabung gas kosong ini membuat kuota di Nunukan semakin membengkak dari jatah yang sudah ditentukan.
Jika sebelumnya Kabupaten Nunukan mendapat 20.000 elpiji tabung 3 kilogram, dengan semakin membludaknya tabung kosong ketika ini, kuota Kabupaten Nunukan dikalkulasikan membengkak hingga menjadi 40.000 tabung.
‘’Ada pembengkakan dua kali lipat pengguna elpiji 3 kilogram. Padahal seharusnya penggunanya ialah UMKM dan rumah tangga miskin. Harganya juga tidak terkontrol.
Ternyata tabung gas yang kosong masuk terus ke Nunukan dalam jumlah banyak. Ini kiprah kita tiruana,’’ ujarnya.
ASN dan Masyarakat Siak Dipinta Beralih ke Elpiji Nonsubsidi
Pemerintah Kabupaten Siak melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian setempat mengimbau Aparatur Sipil Negara dan masyarakat bisa tempat itu untuk beralih ke gas elpiji nonsubsidi.
"Kami dari Disdagprin Siak mengimbau semoga ASN dan masyarakat bisa untuk tidak lagi menggunakan gas elpiji 3 kilogram (kg), lantaran itu spesialuntuk subsidi buat masyarakat miskin atau kurang mampu," kata Kepala Dinas Disdagprin Siak, Wan Ibrahim usai memantau harga di pasar tradisional Belantik, Selasa.
Dia mengatakan, hal yang sama juga sudah disampaikan pihak pemerintah provinsi dan surat edaran dari gubernur Riau ketika peluncuran tabung gas nonsubsidi 'Bright Gas' berat 5,5 kg di atrium salah satu mall di Pekanbaru, Jumat (10/2) sore.
"Pertamina sudah meluncurkan gas 5,5 kg semoga pasokan gas subsidi buat masyarakat miskin tidak lagi dipakai oleh masyarakat mampu. Ini juga untuk mengantisipasi belum sempurnanya gas di sebuah daerah," katanya lagi.
Menurutnya, masih tingginya pemakaian gas subsidi oleh masyarakat bisa dan kalangan ASN dikarenakan harga isi ulang dan pembelian pertama gas 12 kg terbilang mahal.
"Kalau ada ASN yang menggunakan gas elpiji 3 kg, silahkan laporkan ke Kabid Perdagangan Disdagprin¿. Bagi ASN silahkan tukarkan dua tabung gas 3 kg, untuk ditukarkan dengan gas 5,5 kg lengkap dengan tabung dan isinya," pungkasnya lagi.
Sebelumnya, General Manager Pertamina Marketing Operation (MOR) I Romulo Hutapea di Pekanbaru mengatakan, produk ini ialah penemuan terbaru dengan keunggulan lebih kondusif dan kemasan menarikdanunik.
Ia membuktikan "Bright Gas" 5,5 kg kini sudah bisa dibeli pada 19 biro dan 623 pertamaan elpiji non subsidi yang tersebar di seluruh Provinsi Riau. melaluiataubersamaini harga di tingkat biro Rp60.000 per tabung, tabung plus isi Rp320.000.
"Diharapkan dengan peluncuran dan penyaluran produk elpiji "Bright Gas" 5,5 kg ini akan mempergampang konsumen untuk mendapat produk berkarakter sehingga kebutuhan masyarakat akan menjadi lebih mudah dan efisien," ucap dia.
Kouta Gas Melon Belum Imbangi Kebutuhan Masyarakat
Hingga ketika ini, kuota tabung gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) di tempat Nunukan belum ada penambahan. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab sering terjadinya kelangkaan tabung gas. Terlebih lagi, ada harga elpiji 3 kg lebih mahal dari harga yang sudah diputuskan oleh pemerintah.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan, Hasan Basri Mursaki mengaku, sudah mengajukan seruan kepada pihak terkait untuk penambahan elpiji subsidi ini. Namun, hingga kini belum ada tanggapan.
Kata dia, seharusnya, elpiji yang dijual paling tinggi Rp20 ribu. Tapi kenyataanya di lapangan banyak ditemukan ada yang menjual Rp35 ribu per tabung. Diakuinya, hal inilah yang membuat banyak masyarakat yang mengeluh lantaran harganya tidak sesuai dengan standar. “Sekarang kan masih kurang untuk kuotanya, belum ada penambahan. Nah, kadang juga dinaikan oleh pengecer,” jelasnya kepada Kaltara Pos, kemarin.
Pantauan Kaltara Pos, selain di pertamaan atau agen, banyak elpiji diperjual belikan di tempat-tempat masyarakat. Informasinya yang dihimpun, di pertamaan elpiji terkadang membuat masyarakat berebut untuk memperolehnya. Bahkan, ketika sudah habis dipakai banyak masyarakat yang hadir eksklusif ke pertamaan untuk menitipkan tabung kosongnya. Ini dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi semoga kebagian jatah ketika pasokan tiba.
Nah, lanjut dia, dengan adanya tawaran penambahan kuota ini sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat. "Tapi belum direspon hingga sekarang. Kami sendiri berharap ada pemanis untuk masyarakat. melaluiataubersamaini jumlah tabung yang ada ketika ini sudah terang belum mengimbangi jumlah penduduk yang membutuhkan,” tambahnya.
Sementara untuk tabung gas yang didistribusikan ke tempat Sebatik, dijelaskannya sebanyak 1.120 tabung gas Sedangkan untuk tempat Nunukan belum diketuhi.
"Kami sendiri berharapnya segera direspon. Sehingga tahun ini minimal ada tambahan. Meski sedikit, tetapi setidaknya sanggup mengurangi permasalahan yang ada di masyarakat," tutupnya.
references by tribunkaltim, harianriau,

0 Komentar untuk "Gas Elpiji 3 Kg Mulai Langka, Warga Diminta Beralih Ke Elpiji Non-Subsidi"