Angka & Data Pengangguran 2017

loading...
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Tenaga Kerha dan Transmigrasi (KUKM-Nakertrans) Kota Yogya mencatat sedikitnya terdapat 6.721 pengangguran di Kota Yogyakarta pada tahun 2017. Hingga kini, pihak pemerintah kota (Pemkot) setempat terus mencari terobosan semoga bisa mengentaskan pengangguran dan mencetak wirausaha.


Berdasarkan data Dinas KUKM-Nakertrans setempat, dikala ini terdapat sekitar 184.921 angkatan kerja yang ada di Kota Yogyakarta. Dari jumlah tersebut, 6.721 di antaranya ialah pengangguran. Hanya saja, pihak dinas terkait belum mengetahui data jumlah pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan.

“Saat ini kami belum mempunyai data breakdown pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan,” ujar Kepala Dinas KUKM-Nakertrans setempat, Lucy Irawati, Minggu (9/4/2017) siang ini.

Lucy sebut jikalau jumlah pengangguran di Kota Yogya dalam kondisi fluktuatif, artinya tren dari tahun ke tahunnya bisa naik dan turun. Namun, beliau mengungkapkan jikalau di tahun 2015 hingga 2016 ada penurunan pengangguran.

“Namun, untuk angkanya saya tidak tahu persis,” ulasnya.

Meski belum ada pendataan penganggur berdasar pendidikan. Akan tetapi, pihak dinas terkait mempunyai data pencari kerja pada tahun 2016 lalu. Dari data pencari kerja sebanyak 1.472 orang, 45,79 persen diantaranya berasal dari lulusan SMA.

Bahkan, 36,28 persen lainnya ialah pencari kerja dari lulusan sarjana. Adapun, untuk lulusan diploma 11,21 persen dan lain-lain 6,72 persen.

Sejauh ini, pihaknya pun berupaya untuk mengentaskan pengangguran dan pencari kerja untuk mendapat pekerjaan layak.

Menurutnya, selama ini, kesusahan pencari kerja itu terkait informasi serta lowongan kerja yang sangat terbatas.

Tetapi, di sisi lain pemdiberi kerja, tambahnya, kadang juga kesusahan mendapat sumber daya insan (SDM) yang berkarakter dan sesuai kebutuhan perusahaan.

Salah satu terobosan yang akan diterapkan ialah dengan planning memasang informasi lowongan kerja secara online.

Pembuatan informasi secara online, kata dia, ialah salah satu masukana untuk megampangkan pertemuan antara perusahaan dan pencari kerja.

Ketua Konsulat Cabang FSPMI Kota Batam Yoni Mulyo Widodo mengatakan, jumlah perusahaan yang masuk tahun ini masih jauh dari harapan. Menurut data yang dipaparkannya, setidaknya ada 100.000 tenaga kerja yang tidak diperpanjang kontrak atau di PHK sepanjang 2017 ini.
Rata-rata ialah korban dari lesunya industri galangan kapal di Batam. Sementara 32 perusahaan elektronik yang ada di Batam, menurutnya masih beroperasi tanpa pengurangan tenaga kerja. “Di Tanjunguncang hampir tiruana galangan kapal mati suri alasannya tak ada order sama sekali. Sekaran memang posisi bertahan banget,” kata Yoni.

Ribuan Usia Produktif di Kota Sukabumi Masih Menganggur


Ribuan masyarakat Kota Sukabumi masih belum terserap dunia kerja atau pengangguran. Jumlah pengangguran tersebut akan makin naik seiring dengan momen kelulusan pelajar Sekolah Menengan Atas maupun SMK.

‘’Angka pengangguran khususnya di usia produktif diperkirakan berkisar antara 4.000 hingga 5.000 orang,’’ ujar Sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Dinaker) Kota Sukabumi Iyan Damayanti kepada wartawan Senin (3/4).

Data tersebut berdasarkan jumlah masyarakat yang membuat kartu pencari kerja atau kartu kuning ke Disnaker pada rentang waktu Januari hingga pertama April 2017. Menurut Iyan, angka pengangguran ini akan mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat pada Mei dan Juni menhadir.

Pasalnya, pada waktu tersebut ialah momen kelulusan bagi pelajar Sekolah Menengan Atas dan SMK.Untuk menekan angka pengangguran terang Iyan, Pemerintah Kota menggelar bursa kerja yang mempertemukan antara pencari kerja dengan sejumlah perusahaan. Ia membuktikan bursa kerja yang digelar pada 2017 ini menyediakan lowongan kerja sebanyak 6.488 lowongan dari 30 perusahaan.

Iyan mengungkapkan, pada tahun ini Pemerintah Kota belum menghitung jumlah sasaran perembesan tenaga kerja. Sementara pada 2016 kemudian Pemerintah Kota berhasil melaksanakan perembesan tenaga kerja sebanyak 5.100 orang.

Dimenambahkan Iyan, Pemerintah Kota mengimbau semoga para pencari kerja yang sudah mendapat pekerjaan segera melaporkan diri ke Disnaker. Jangan hingga lanjut beliau data penganggur cukup banyak padahal sebagian diantaranya sudah kerja atau terserap pasar kerja.

Di tempat terpisah, jumlah pengangguran di Kabupaten Sukabumi sedikit lebih banyak dibandingkan Kota Sukabumi yakni sekitar 6.000-an orang. Angka tersebut pun akan bertambah besar seiring dengan kelulusan pelajar tingkat Sekolah Menengah kejuruan maupun Sekolah Menengan Atas yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

‘’Data yang kami himpun jumlah pengangguran masih tersisa sekitar 6.060 orang,’’ ujar Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi Tatang Arifin. 

Angka pengangguran tersebut bersumber dari jumlah pencari kerja yang membuat kartu kuning atau kartu pencari kerja di Disnakertrans. Tatang menerangkan, jumlah pembuat kartu kuning tersebut dikurangi dengan angka perembesan tenaga kerja di sepanjang 2016 lalu.

Pada tahun kemudian jumlah pencari kerja yang terdaftar mencapai sebanyak 20.076 orang. Sementara angka perembesan tenaga kerja spesialuntuk mencapai 14.016 orang yang ditempatkan di sejumlah perusahaan yang ada di Sukabumi maupun luar daerah.

Sehingga, lanjut dia, masih tersisa sebanyak 6.060 orang pencari kerja yang belum tersalurkan terdiri atas 9.891 orang laki-laki dan 10.185 orang perempuan. Jumlah itu, kata dia, belum ditambah dengan pencari kerja yang membuat kartu kuning pada Januari hingga Maret 2017 lalu.

Pengangguran di Jatim Kecil Tapi Kemiskinan Tinggi

Jumlah penduduk yang masuk kategori miskin di Indonesia mencapai 28 juta jiwa. Daerah yang angka kemiskinan masih cukup tinggi yakni di Jawa Timur, terutama penduduk miskin di pedesaan. Sedangkan penduduk miskin di perkotaan di Jatim cukup rendah.

"Penduduk miskin di perkotaan di Jawa Timur ini kecil. Tapi penduduk miskin di pedesaan di Jawa Timur ini cukup tinggi," kata Menteri PPN/Kepala Beppenas Bambang Brodjonegoro dikala mengisi Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemda (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 di Ballroom, Grand City, Surabaya, Rabu (12/4/2017).

Bambang menambahkan, jumlah pengangguran di Jawa Timur juga kecil. Namun, jumlah penduduk miskin cukup tinggi. Menurutnya, itu memberikan penghasilan atau pendapatan masyarakat masih rendah.

"Artinya orang kerja di Jawa Timur, upahnya rendah. Kenapa rendah, alasannya bekerja di sektor pertanian. Lahan garap pertanian rata-rata 0,5 hektar," ujarnya.

melaluiataubersamaini kondisi pengangguran rendah tapi penduduk miskin masih cukup tinggi, Bambang juga mengingatkan kepada kepala tempat kabupaten dan kota di Jatim, untuk lebih memperhatikan tentang kondisi kemiskinan masyarakatnya.

"Ini yang harus dipikirkan bapak ibu untuk masuk ke masing-masing SKPD baik di kabupaten dan kota. Bagaimana bisa memberdayakan di sektor pertanian, supaya ekonomi tumbuh dan kemiskinan berkurang," tandasnya.

Ia menambahkan, ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Jawa Timur untuk bisa tumbuh cepat pertumbuhan ekonominya dan bisa mengurangi kemiskinan dengan jumlah besar.

"Ini respon data yang terus terang akan mengagetkan pak Gubernur. Memang ini tidak praktis mengurangi kemiskinan di wilayah yang penduduknya besar," jelasnya.

Hingga April, Data Disnaker Ada 23 Perusahaan Tutup.

Angka pengangguran di Kota Batam sepertinya kian bertambah pada 2017 ini. Menyusul semakin banyak perusahaan yang tutup.

Dinas Tenaga Kerja Kota Batam mencatat, semenjak Januari hingga pertengahan April 2017, setidaknya ada 23 perusahaan yang tutup. Dari jumlah itu, sebanyak 889 karyawan mengalami pemutusan relasi kerja (PHK).

"Semuanya (23 perusahaan) Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Totalnya 248 karyawan laki-laki, selebihnya dari 889 itu perempuan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudi Syakyakirti kepada Tribun, Jumat (14/4) dikala dijumpai di Nagoya.

Ia mengatakan, ada beberapa penyebab ke-23 perusahaan itu tutup. Sebab utamanya karena tidak ada proyek. Disamping sudah habis masa kontrak dengan perusahaan induk.

"Dia begini, kalau perusahaan induknya tutup yang di bawah-bawahnya itu otomatis ikut tutup," ujar dia.

Ke-23 perusahaan tutup itu bergerak di banyak sekali bidang jasa. Seperti konstruksi, pabrikan, perdagangan, industri percetakan dan lain sebagainya. Menurut Rudi, untuk hak-hak karyawan yang di-PHK sudah dibayarkan pihak perusahaan.

"Sudah dibayarkan hak-hak karyawannya, gres beliau melapor ke kita," kata Rudi.

Tutupnya ke-23 PMDN di Kota Batam itu, menambah daftar panjang perusahaan tutup di Kota Batam. Jika melihat angka perusahaan tutup selama tiga tahun terakhir, memang mengalami peningkatan. Tak ayal lagi, angka pengangguran di Batam juga kian meningkat. Sementara lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas.


Jumlah penganguran di Kabupaten Kepulauan Sangihe memprihatinkan. Dari data yang berhasil dihimpun pengangguran di Sangihe di tahun 2017 mencapai 2.618 orang.


2.618 Warga Kabupaten Sanggihe Pengangguran


Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Ternaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)  Serny Lalu SE. Menurut Lalu, jumlah 2.618 pengangguran terdiri, 1.821 laki-laki dan 797 perempuan. “Dan hal ini sangat memprihatinkan, sehingga sebagai instansi terkait, kami masih berupaya untuk menekan angka pengangguran di Kabupaten Sangihe," ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kepulauan Sangihe Edwin Roring SE menuturkan, untuk menekan angka pengangguran, sebagai pemerintah harus menyediahkan lapangan pekerjaan baik itu dari sektor pemerintah maupun swasta. “Dan dari pemerintah sendiri banyak jadwal yang akan diarahkan untuk penanggulangan pengangguran, mengingat Upah Minimun Provinsi (UMP) sudah sangat tinggi. Melalui pekerjaan pembangunan infrastruktur, menolongan perikanan, pertanian, perkebunan dan perjuangan kecil menengah,” ujarnya.

Saat ini kata Roring, Pemkab Sangihe juga berupaya  supaya ada Balai Latihan Kerja (BLK) di Kabupaten Sangihe dan ini sementara diperjuangkan ke Kementerian Tenaga Kerja melalui Disnakertrans. “Sehingga masyarakat khususnya Sekolah Menengan Atas yang tidak melanjutkan ke sekolah tinggi tinggi, dan sarjana dituntut supaya mempunyai jiwa interpreniur yang sanggup membuat lapangan kerja dan nantinya akan difasilitasi oleh pemerintah,” tandasnya.

Jumlah Pengangguran Terbuka di Jabar 1,8 Juta Orang

Lebih dari 50% pengangguran terbuka di Jawa Barat (Jabar), khususnya yang berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP), menentukan untuk bekerja secara mandiri. Saat ini jumlah pengangguran terbuka di Jabar mencapai 1,8 juta orang.

Pengangguran terbuka ialah angkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi alasannya angkatan kerja tersebut belum mendapat pekerjaan padahal sudah berusaha secara terbaik atau dikarenakan faktor malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar, Ferry Sofwan Arif. Ia memberikan hal itu dikala membuka Petes Kerja Mandiri Minat Usaha Tata Boga yang diselenggarakan Balai Petes Kerja Mandiri (BPKM) Jabar di Bandung, belum usang ini. Menurut dia, kerja berdikari juga sudah mulai menjadi pilihan sadar sejumlah lulusan pendidikan tinggi.

"Kami juga terus berupaya untuk mendorong semakin banyak pencari kerja menentukan untuk menjalankan perjuangan berdikari dan tidak spesialuntuk berorientasi untuk mendapat pekerjaan sebagai profesional," katanya.

melaluiataubersamaini demikian, berdasarkan dia, bukan spesialuntuk mendapat penghasilan, sebagai pemilik sebuah unit bisnis, mereka bisa berkontribusi dalam ekspansi peluang kerja di Jabar. Lebih jauh, mereka bisa berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran di Jabar. "Banyak sektor yang potensial untuk dimasuki. Salah satu yang prospektif di Jabar ialah perjuangan di sektor kuliner," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, per Agustus 2016 jumlah pengangguran terbuka (TPT) Jabar tercatat sebanyak 1.873.861 orang. Dalam kurun waktu satu tahun, jumlah TPT Jabar meningkat sebanyak 78.987 orang, dari 1.794.874 orang pada Agustus 2015.

Pada periode tersebut Jabar mempunyai angkatan kerja sebanyak 21.075.899 orang, naik sebanyak 489.543 orang dibandingkan Agustus 2015 yang tercatat sebesar 20.586.356 orang. Tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 60,65%. Total penduduk Jabar mencapai 46,7 juta jiwa.

Salah satu upaya yang digelar Disnakertrans Jabar untuk mendorong semakin banyaknya pencari kerja yang menjalankan perjuangan mandiri, berdasarkan Ferry, pihaknya mengelar petes kerja berdikari dengan minat perjuangan tata boga. Petes tersebut, berdasarkan dia, digelar untuk meningkatkan motivasi, pengetahuan, keterampilan dan jiwa wirausaha masyarakat Jabar dalam rangka membentuk kelompok rintisan kerja/usaha mandiri.

Kepala BPKM Jabar, Pupun Saefunudin, menyampaikan bahwa petes diikuti sebanyak 30 peserta. Mereka mendapat petes untuk mengolah guaka kuliner menyerupai roti, cheese stick, cookies, dan camilan. "Kenapa seriusnya tata boga? Karena sektor masakan sangat prospektif untuk dikembangkan di Jabar. Pasarnya luas alasannya Jabar sudah populer akan kelezatana kulinernya," tutur Pupun.

Sesudah mengikuti kegiatan petes kerja mandiri, berdasarkan dia, para akseptor mendapat peluang untuk mengikuti pameran. Salah satunya diikutsertakan pada Gelar Produk Wirausaha Baru (WUB) Jabar pertengahan Maret lalu. Tujuannya, untuk mempersembahkan citra sekaligus pengalaman kasatmata dalam melaksanakan acara perjuangan yang akan dirintis.

Pengangguran Terbanyak Lulusan Sekolah Menengah kejuruan dan Sarjana

Penggangguran terbuka di NTB terbanyak berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan lulusan strata satu (S1).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat, pada Februari 2017, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada penduduk dengan pendidikan Sekolah Menengah kejuruan menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 11,12 persen, disusul oleh TPT universitas sebesar 6,99 persen.

Sementara TPT terendah terdapat pada penduduk dengan tingkat pendidikan SD kebawah sebesar 1,84 persen.

Kepala Seksi Statistik Kependuduan BPS Provinsi NTB, Indra Dewi menyebut jumlah angkatan kerja di Provinsi NTB pada Februari 2017 mencapai 2.520,067 orang bertambah sekitar 56.340 orang, jikalau dibandingkan dengan angkatan kerja Agustus 2016 ya

ng berjumlah 2.464.033 orang. Serta bertambah sekitar 138.005 orang, jikalau dibandingkan dengan keadaan Februari 2016.

"Secara umum jumlah pengangguran pada Februari 2017 di NTB terjadi penurunan," kata Dewi, menyerupai didiberitakan Radar Lombok (Jawa Pos Group).

Jika melihat jumlah penduduk yang menganggur untuk yang berpendidikan sarjana pada tahun 2016 sebesar 2,71 persen, maka pada Februari 2017 justru tingkat pengangguran terbuka untuk sarjana ini meningkat cukup drastis, yakni mencapai 6,99 persen.

Kenaikan tingkat pengangguran terbuka yang cukup tinggi juga dialami lulusan SMK. Dimana pada tahun 2016 jumlah TPT lulusan Sekolah Menengah kejuruan sebesar 5,19 persen meningkat tajam di Februari tahun 2017 menjadi sebesar 11,12 persen.


Justru untuk lulusan diploma kecenderungannya jumlah TPT mengalami penurunan. Dimana pada Februari 2016, jumlah TPT sebesar 4,61 persen maka pada Februari 2017 ini menurun menjadi 2,78 persen.

Begitu juga TPT dengan pendidikan SD dan Sekolah Menengah Pertama juga cukup rendah masing masing 3,17 persen untuk Sekolah Menengah Pertama dan 1,84 persen untuk SD.

Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja di NTB pada Februari 2017 mencapai 2.423.045 orang, bertambah sekitar 56.140 orang jikalau dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 yang berjumlah sekitar 2.367.031 orang.

Serta bertambah sekitar 128.001 orang, jikalau dibandi ngkan dengan keadaan Februari 2016.

Dijelaskan, TPT di NTB pada Februari 2017 mencapai 3,86 persen. Kondisi ini lebih rendah jikalau dibandingkan dengan TPT Agustus 2016 sebesar 3,94 persen.

Dikatakannya, pada Februari 2017, sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di NTB ialah sektor pertanian yaitu sekitar 42,20 persen, diikuti oleh sektor perdagangan sekitar 21,79 persen, sektor jasa sosial kemasyarakatan dan jasa perorangan sekitar 16,05 persen, serta sektor industri sekitar 7,29 persen.

Berdasarkan jumlah jam kerja, pada Februari 2017, penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu mencapai 1.477.052 orang atau 60,97 persen.

Sementara dalam setahun terakhir, pekerja tidak penuh atau jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per ahad berkurang sekitar 7.120 orang.


Selanjutnya pada Februari 2017, penduduk bekerja masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan SD kebawah yaitu sekitar 1.177.060 orang ata 48,59 persen. Penduduk bekerja berpendidikan tinggi spesialuntuk sekitar 245.270 orang mencakup beberapa aspek 49.150 orang atau 2,03 persen berpendidikan Diploma dan 196.120 orang atau 8,09 persen berpendidikan sarjana


Ini Provinsi dengan Tingkat Pengangguran Terendah di Indonesia

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) per Agustus 2017 mencapai 3,32% atau turun 0,62% dibanding posisi Agustus 2016 yang sebanyak 3,94%.

Angka pengangguran terbuka 3,32% tersebut menempatkan NTB ke posisi ke-6 sebagai provinsi dengan angka pengangguran terendah dari 33 provinsi di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan Gubernur NTB Zainul Majdi atau biasa disapa Tuan Guru Bajang yang berhasil menurunkan tingkat  pengangguran terbuka di provinsinya.

Sementara itu, provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka tertinggi diraih Maluku dengan persentase 9,29%, adapun provinsi dengan tingkat pengangguran terendah ialah Bali dengan persentase sebesar 1,48%.

Menurut data BPS, rata-rata tingkat pengangguran secara nasional per Agustus 2017 berada pada angka 5,5%. Persentase secara nasional tersebut jauh lebih tinggi daripada angka pengangguran di Provinsi NTB yang spesialuntuk 3,32%.

Guru Besar Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung Ina Primiana menilai provinsi-provinsi menyerupai NTB bisa menjadi teladan bagi tempat lain untuk menurunkan angka penganggurannya.

Menurut dia, keberhasilan tempat menurunkan tingkat pengangguran terbuka tentunya tidak terlepas dari tugas para pemimpinnya, termasuk seorang gubernur.

"Seorang kepala tempat haruslah bisa melihat potensi lokal yang bisa dijadikan lokomotif kegiatan perekonomian di wilayahnya untuk membuka lapangan kerja," katanya, Selasa (14/11/2017).


Pengangguran di RI Bertambah 10.000 Kaprikornus 7,04 Juta Orang

Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan jumlah pengangguran di Indonesia hingga Agustus 2017 mencapai 7,04 juta orang dari 128,06 juta orang angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja ini bertambah 2,62 juta orang dibanding Agustus tahun kemudian yang sebanyak 125,44 juta orang.

Adapun jikalau dihitung, angka pengangguran pada Agustus 2017 ini meningkat sekitar 10.000 orang jikalau dari total angkatan kerja pada Agustus 2016 yang mencapai 125,44 juta orang. Meski demikian, secara persentase angka tingkat pengangguran turun di mana pada Agustus tahun kemudian 5,61%, dan pada Agustus 2017 menjadi 5,50%.

Jika dihitung lebih rinci lagi, pengangguran pada Agustus 2016 dari total angkatan kerja yang mencapai 125,44 juta orang, angka penganggurannya 5,61% atau 7,03 juta orang. Sedangkan pada Agustus 2017 jumlah angkatan kerja 128,06 juta dengan pengangguran 5,50% atau 7,04 juta orang.

Shuariyanto mengatakan, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 192,08 juta orang, di mana 128,06 juta orang ialah angkatan kerja dan yang bekerja sebanyak 121,02 juta orang atau 7,04 juta orang pengangguran.

Angkatan kerja ialah masyarakat yang tergolong di usia yang siap bekerja. Pada Agustus 2017 terdapat 192,08 juta orang yang masuk sebagai penduduk usia kerja. Dari total itu, terdapat 128,06 juta orang angkatan kerja dan 64,02 juta bukan angkatan kerja.

"TPT pada Agustus 2016 ke Agustus 2017 turun dari 5,61% ke 5,50%, tapi angka absolutnya naik sedikit 10 ribu, bisa dibayangkan dalam setahun itu jumlah angkatan kerja yang masuk ialah 3 juta, kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/11/2017).

Pria yang diakrab disapa Kecuk ini sebut, dari angkatan kerja yang jumlahnya 128,06 juta otang ini, sebanyak 121,02 juta ialah pekerja, dan 7,04 juta orang ialah pengangguran.

"Struktur tenaga kerjanya ini memberikan dari total berusia kerja 192,08 juta, 128,06 juta angkatan kerja, 64,02 juta bukan angkatan kerja, dari angkatan kerja 121,02 juta dan yang nganggur 7,04 juta orang," tambah dia.

Dia merinci, dari 121,02 juta orang yang bekerja pada Agustus 2017, sekitar 87,20 juta orang ialah pekerja penuh, 24,68 juta orang pekerja paruh waktu, dan 9,14 juta orang setengah menganggur.

Tujuh Juta Sarjana Baru di Indonesia Nganggur

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi ( Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, sekitar 8,8 persen dari total tujuh juta pengangguran di Indonesia ialah sarjana yang menganggur pasca lulus kuliah. Melihat angka tersebut, Menteri Nasir menilai hal ini sangat mengkhawatirkan.

Nasir juga memberikan setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah sarjana, namun sedikit yang pribadi diterima bekerja.

Untuk itu, Nasir menyampaikan bahwa memperluas lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas ialah acara utama pemerintah kedepan dalam membuat kebijakan.

“Kita sudah memasuki kala revolusi industri 4.0, yaitu kala disrupsi teknologi, kala berbasis Cyber Physical System. Ini ialah tantangan gres yang dihadapi oleh negara-negara di ASEAN untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) nya," ucap Nasir dalam keterangan resminya, Minggu (26/3/2018).

Lebih lanjut Menteri Nasir katakan bahwa sekolah tinggi tinggi sebagai forum pencetak sumber daya insan yang unggul dibutuhkan sanggup berkontribusi pada upaya peningkatan daya saing bangsa. Pasalnya Indonesia mempunyai banyak potensi yang sanggup dijadikan sumber penguatan ekonomi bagi bangsa Indonesia.

Menteri Nasir juga klaim, pihaknya terus berupaya mendorong peningkatan daya saing bangsa. Di bidang pendidikan tinggi, Ia memberikan pentingnya bantuan sekolah tinggi tinggi dalam mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan berpendidikan tinggi serta berwawasan global.

"Perguruan tinggi harus bisa menghasilkan sumberdaya yang bisa bersaing secara global," ujar Menristekdikti.

Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis mengatakan, sistem Samsat Digital dan Pembayaran Non Tunai itu salah satu bentuk kreasi dan penemuan dari Polisi Republik Indonesia untuk terus mempersembahkan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Idham yakin, sistem itu akan mempergampang dan mempercepat pelayanan yang selama ini masih terkesan lama.


"Pada kala informasi dan globalisasi setiap institusi pemerintah berupaya untuk merebut public trust, kepercayaan masyarakat selaku pemegang kekuasaan tertinggi, hal tersebut bertujuan semoga institusi pemerintah semoga tetap surveve dalam memegang amanah dan tanggung jawaban," tuturnya.



630.000 Orang Sarjana Masih Menganggur

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mencatat sekitar 8,8% dari total 7 juta pengangguran di Indonesia ialah sarjana. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat persaingan untuk mendapat pekerjaan akan semakin ketat dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0.

Selain bersaingan dengan mesin berbasis teknologi canggih, sekitar 630.000 sarjana pengangguran tersebut juga harus beradu kompetensi dan keahlian tertentu dengan pekerja abnormal yang hadir dari terbukanya pasar bebas. Perguruan tinggi sebagai forum pencetak sumber daya insan yang unggul dibutuhkan sanggup memdiberi bantuan besar terhadap upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, Indonesia mempunyai banyak potensi yang sanggup dijadikan sumber penguatan ekonomi nasional. Membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya yang terus diupayakan pemerintah harus didukung dengan kompetensi lulusan kampus yang berdaya saing global. Keahlian para sarjana harus sesuai dengan kebutuhan dunia perjuangan dan industri.

Ia menyatakan, Kemenristekdikti terus berupaya mendorong peningkatan daya saing bangsa, menyerupai merevitalisasi pendidikan tinggi vokasi. Menurut dia, sekolah tinggi tinggi berperan strategis dalam mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan berpendidikan tinggi serta berwawasan global. "Perguruan tinggi harus bisa menghasilkan sumberdaya yang bisa bersaing secara global," ujar Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Senin 26 Maret 2018.

Tantangan baru
Nasir menuturkan, sekolah tinggi tinggi dan para mahasiswa harus bisa menyesuaikan diri dengan disrupsi teknologi jikalau ingin bertahan dalam persaingan. Menurut dia, jumlah sarjana yang lulus setiap tahun tak sebanding dengan serapan tenaga kerja. Lapangan kerja yang terbatas membuat persaingan semakin ketat.

Untuk itu, pemerintah terus berupaya memperluas lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas ialah acara utama pemerintah kedepan dalam membuat kebijakan. Kita sudah memasuki kala revolusi industri 4.0, yaitu kala disrupsi teknologi, kala berbasis cyber physical system. Ini ialah tantangan gres yang dihadapi oleh negara-negara di ASEAN untuk mempersiapkan SDM-nya," ucapnya.

Kesusahannya sarjana menembus dunia kerja alasannya relevansi antara mutu sekolah tinggi tinggi dan kebutuhan dunia industri masih rendah. Kemenristekdikti mendata, tahun lalu, jumlah tenaga kerja lulusan sekolah tinggi tinggi spesialuntuk sebesar 17,5%. Persentase tersebut jauh lebih kecil ketimbang tenaga kerja lulusan SMK/SMA yang mencapai 82%, sedangkan lulusan SD mencapai 60%.

Pemetaan serapan tenaga kerja tersebut hampir tak akan berubah setidaknya dalam kurun 5 tahun ke depan. Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti, menyampaikan bahwa dikala ini lulusan sekolah tinggi tinggi turut menyumbang pengangguran yang menjadi beban negara. Ia menerangkan, relevansi lulusan sekolah tinggi tinggi terhadap kebutuhan tenaga kerja menjadi faktor penting dalam upaya mencegah sarjana menganggur.






DATA AKAN TERUS DIUPADATE 
JIKA ADA DATA TERBARU




references by
http://jogja.tribunnews.com/2017/04/09/jumlah-pengangguran-di-yogyakarta-tercatat-sebanyak-6721?page=2

http://nasional.republika.co.id/diberita/nasional/daerah/17/04/03/ontqwc284-ribuan-usia-produktif-di-kota-sukabumi-masih-menganggur

 https://news.detik.com/diberita-jawa-timur/d-3472893/menteri-ppn-pengangguran-di-jatim-kecil-tapi-kemiskinan-tinggi

 http://batam.tribunnews.com/2017/04/14/hingga-april-data-disnaker-ada-23-perusahaan-tutup-disnaker-cari-peluang-ke-johor

 http://manadopostonline.com/read/2017/04/13/2618-Warga-Pengangguran/22242

http://www.jpnn.com/news/wouw-pengangguran-terbanyak-lulusan-smk-dan-sarjana

https://finance.detik.com/diberita-ekonomi-bisnis/3715236/pengangguran-di-ri-bertambah-10000-jadi-704-juta-orang
0 Komentar untuk "Angka & Data Pengangguran 2017"

Back To Top