loading...
Pada masa lalu, banyak orang percaya bahwa bentuk Bumi itu datar. Selama berabad-abad, orang-orang enggan menjelajah Bumi terlalu jauh, alasannya ialah mereka takut jatuh dari tepian Bumi. Peta Al Idrisi, Peta Yang Dijadikan Rujukan Peta Dunia
"Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa bersama-sama Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan hingga kepada waktu yang ditentukan, dan bersama-sama Allah Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan," Surah Luqman Ayat 29. Dari ayat di atas, kata memasukkan bisa diartikan bahwa terjadi perubahan sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan dari malam menjadi siang, dan sebaliknya.
Fenomena ini spesialuntuk bisa terjadi apabila Bumi itu bulat. Sebab, kalau Bumi itu datar, maka tentu akan ada perubahan yang drastis atau mendadak dari malam ke siang dan dari siang ke malam.
Alquran juga mengungkap bentuk Bumi yang lingkaran melalui ayat diberikut. "Dia membuat langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan berdasarkan waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun," Surah Az-Zumar Ayat 5.
Pada ayat di atas, kata dalam bahasa Arab yang dipakai ialah Kawwara, yang bermakna tumpang tindih atau melingkar, menyerupai gulungan kain sorban di kepala. Peristiwa tumpang tindih atau melingkar silih bergantinya siang dan malam spesialuntuk sanggup terjadi kalau Bumi berbentuk bulat.

Peta Al Idrisi ialah Peta/Globe pertama Dunia yang dijadikan acuan Peta Dunia, Al Idrisi Terilhami dari ayat Al-quran, Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti atau singkatnya Al-Idrisi ialah ilmuwan geografi, kartografi, mesirologi, dan pengembara Muslim
Ketika mempelajari sejarah peradaban Islam, susah rasanya tidak takjub dan kagum pada prestasi ilmuan dan intelektual muslim di masa lalu dan donasi mereka bagi peradaban Manusia untuk mengenal kebemasukan Allah SWT. Dari ilmu kedokteran, matematika, filsafat, seni hingga fisika. Di masa keemasannya, umat Islam berada di garis terdepan hampir dalam tiruana cabang keilmuan. Mereka mempelopori penemuan-penemuan gres dan membangun bangunan keilmuan yang belum pernah dibangun sebelumnya. Nama-nama menyerupai Ibnu al-Haytham, Ibnu Khaldun, dan lain-lain melayang di pikiran ketika berbicara wacana kehebatan ilmu pengetahuan Islam.
Salah seorang yang berada di kelompok elit ilmuan terbesar sepanjang masa ialah seorang polymath Persia Muslim, Abu Rayhan al-Biruni rahimahullah. Ia hidup pada rentang tahun 973-1048 M. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Asia Tengah dan anak benua India. Sepanjang karirnya, al-Biruni menjadi jago dalam banyak sekali cabang keilmuan, termasuk sejarah, fisika, matematika, astronomi, linguistik, perbandingan agama, dan ilmu bumi. Meskipun ketidak-pastian dunia politik Islam terjadi di masanya, ia bisa menghadapinya dan menjadi salah satu ilmuan terbesar sepanjang sejarah.
Masa Kecil Sang Ilmuan
Al-Biruni lahir pada tahun 973 di provinsi Khurasan, di Timur Laut Persia. Sama menyerupai bawah umur lain di masanya, ia dididik di usia muda. Belajar bahasa Arab dan bahasa Persia, ilmu-ilmu Islam yang mendasar, dan ilmu pengetahuan alam. Awalnya, ia meminati kajian matematika dan astronomi. Di kemudian hari, ia menjadi seorang seorang jago dalam dua bidang ilmu ini. Ia ialah seorang astronom terkemuka.
Di usia 20 tahun, ia pindah jauh dari tempat asalnya demi menimba ilmu pengetahuan. Selama 3 tahun ia melaksanakan perjalanan di seluruh Persia, berguru dari para ilmuan wacana banyak sekali cabang ilmu pengetahuan. Akhirnya, pada tahun 998, ia menetap di Jurjan (Gorgan). Ia menjadi pegawai pemerintah setempat, Shams al-Ma’ali Qabus. Selama 10 tahun diberikutnya, ia tinggal di kota kecil di wilayah tenggara Iran. Di tempat inilah ia melaksanakan penelitian, menulis buku, dan semakin banyak belajar.
Selama waktu tersebut, ia menulis sebuah karya monumental yang mengkaji wacana sejarah peradaban kuno di tengah imbas silih bergantinya kerajaan. Buku itu sebagai penanda yang terang bahwa di masa depan al-Biruni akan menjadi seorang ilmuan yang menguasai banyak sekali cabang keilmuan. Ini lebih dari sekadar buku sejarah. Karena buku merevolusi sejarah sains, astronomi, budaya, dan juga membuktikan kejadian sejarah. melaluiataubersamaini produktivitasnya di Jurjan, Al-Biruni menjadi salah satu ilmuan utama di zamannya melalui karya-karyanya.
Di Wilayah Kerajaan Ghazni
Al-Biruni tidak menyelesaikan beberapa karya monumentalnya hingga ia pindah ke Ghazni. Sebuah wilayah yang berada di bawah naungan Sultan Mahmud. Di masa itu, Ghazni ialah sebuah kota yang besar. Sebuah kota yang kini menjadi wilayah Afghanistan. Kerajaan Sultan Mahmud membentang jauh melampaui perbatasan Afghanistan modern. Wilayahnya kini mencakup Iran, Pakistan, dan India. Di kerajaan yang berpengaruh ini, al-Biruni mempunyai sumber daya dan kemampuan untuk menunjukkan apa yang ia bisa lakukan.
Sultan Mahmud memulai ekspedisi militernya ke India dengan sangat rapi. Tujuannya ialah melindungi pengaruhnya di sana. Kebiasaan Sultan Mahmud dalam ekspedisi militernya ialah mengajak serta al-Biruni. Hal ini menjadi laba tersendiri bagi al-Biruni. Ia bisa mengenal banyak sekali bahasa, budaya, dan agama yang ada di India.
Mendapatkan anugerah kecerdasan yang bisa melahirkan ide-ide gres dengan gampang, al-Biruni dengan cepat berhasil menguasai bahasa Sansekerta dan bahasa liturgi Hindu. Kemampuan ini membuka khazanah pengetahuan baru. Ia bisa mempelajari budaya India pribadi dari literatur-literatur aslinya. Kemudian membandingkannya dengan buku-buku dari belahan dunia yang lain. Ia menerjemahkan buku dari bahasa Sansekerta ke bahasa Arab dan Persia. Juga sebaliknya, dari bahasa Arab ke bahasa Sansekerta. Al-Biruni berpandangan bahwa beragamnya peradaban bertujuan untuk saling mempelajari satu sama lain, bukan saling menghancurkan.
Karena kemampuannya membaca teks-teks Hindu kuno, al-Biruni bisa mengkompilasi sebuah ensiklopedia sejarah India kuno, yang dikenal sebagai Kitab Tarikh al-Hind (Ensiklopedi Sejarah India). Menariknya, banyak kabar wacana India kuno yang diketahui orang-orang masa kini berasal pribadi dari buku al-Biruni. Tarikh al-Hind lebih dari sekadar memdiberitahu pembaca wacana India kuno, namun buku ini juga ialah fakta bahwa al-Biruni bisa mengumpulkan begitu banyak ilmu yang tidak sama untuk memahami latar belakang kejadian sejarah. Buku ini ialah jendela untuk mengetahui falsafah India, geografi, dan kebudayaannya. Al-Biruni menenggelamkan diri dalam kajiannya, untuk memdiberi hadiah pada dirinya akan sebuah pemahaman yang lebih baik wacana sejarah India. melaluiataubersamaini demikian, Tarikh al-Hind benar-benar sanggup dianggap sebagai salah satu buku pertama di dunia antropologi, studi masyarakat insan dan perkembangan mereka.
Penemuan Ilmiah
Selain menjadi expert dalam sejarah dan budaya India, al-Biruni juga berhasil memilih waktu yang sempurna untuk membuat gebrakan ilmiah. Banyak ekspedisi yang ia lakukan sangat memmenolongnya melihat dan mengenal variasi geografis dari sumber aslinya. Teori yang ia terapkan juga berhasil membuat mereka terhubung. melaluiataubersamaini menganalisis banyak sekali jenis partikel tanah di Sungai Gangga dari sumbernya hingga ke Teluk Benggala, al-Biruni merumuskan teori wacana abrasi dan bagaimana proses terjadinya pembentukan tanah. Terutama mencatat tugas air dalam proses ini.
Dalam kajian studi terkait, ia menemukan fosil-fosil kuno binatang bahari di pepegununganan yang memutus wilayah India dari seluruh wialayah dunia, Himalaya. Tampaknya mustahil bahwa siput dari bahari terdalam, kerang dan yang lainnya melaksanakan perjalanan ribuan mil ke daratan hingga ke kaki pegunungan. Dari sini al-Biruni hingga pada kesimpulan bahwa pada suatu masa Pepegununganan Himalaya niscaya pernah menjadi dasar laut. Dan sekarang, berpindah ke titiknya dikala ini setelah jutaan tahun. Kajian ini secara pribadi mempersembahkan pemahaman di era modern ini wacana lempeng tektonik. Bagaimana benua bergerak dan bergeser dari waktu ke waktu.
Al-Biruni juga memelopori bidang geologi. Karena ia berhasil mengumpulkan, menganalisis, dan menyusun ratusan logam dan permata. Ia bisa menggambarkan sifat-sifat mereka. Bagaimana mereka dibuat, dan di mana benda-benda itu sanggup ditemukan. Bukunya yang mengkaji wacana permata menjadi standar untuk memahami kerikil berharga selama ratusan tahun.
Al-Biruni terus mengecap pencapaian yang luar biasa hingga pertama tahun 1000-an. Ia melaksanakan penelitian ke bidang-bidang seperti:
Bagaimana bumi berputar pada porosnya.
Bagaimana sumur dan sumber-sumber air membawa air ke permukaan.
Menggabungkan statika dan dinamika ke dalam studi mekanika.
Mencatat garis lintang dan bujur dari ribuan kota sehingga memungkinkannya untuk memilih arah kiblat setiap kota.
Meneliti sifat optik dari bayangan yang mempunyai kegunaan untuk menghitung atau memperkirakan kapada masuk waktu shalat-shalat yang lima waktu.
Membuat pemisahan (deferensiasi) astronomi ilmiah dari astrologi takhayul.

Gambar kiri, model astrolabe berbentuk lingkaran dan gambar kanan model mekanis matahari dan kalender bulan. Kedua model ini dibentuk berdasarkan desain dan deskripsi dari al-Biruni. Ditemukan di Institute for the History of Arabic-Islamic Science di University of Frankfurt.
Selama 75 tahun masa hidupnya, al-Biruni berhasil merevolusi banyak tradisi keilmuan. Saat ia meninggal pada tahun 1048, ia sudah menulis lebih dari 100 buku, yang dikala ini banyak yang sudah punah. Kecerdasan dan penguasaannya terhadap banyak sekali cabang keilmuan dan kemampuannya untuk mensinergikannya berhasil melahirkan pemahaman ilmu yang lebih baik sesuai dengan fungsinya. Hal ini juga menjadikannya termasuk di antara para ilmuan muslim terbesar sepanjang masa.
Kehadirannya maemmenolong keilmuan cendekiawan muslim di masa kemudian untuk mengoptimalkan batas pengetahuan dan membangun batas baru. Dan juga berfungsi sebagai bukti kasatmata bahwa para ilmuan bisa mencapai kemampuan terbaik di tengah ketidak-stabilan politik, konflik, dan ketidak-jelasan kondisi. Dalam keadaan demikian para ilmuan bisa melaksanakan penelitian yang mengubah dunia dan membuat inovasi luar biasa.
Al-Biruni menulis banyak buku dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.
Berikut karya-karya Al-Biruni ialah:
- Ketika berusia 17 tahun, dia mereview garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan memakai altitude maksima matahari.
- Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar.
- Ketika berusia 27, dia sudah menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh dia (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku wacana astrolab, sebuah buku wacana sistem desimal, 4 buku wacana pengkajian bintang, dan 2 buku perihal sejarah.
- Dia membuat penelitian terkena jari-jari Bumi senilai 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada kurun ke 16).
Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.
Sumbangannya pada bidang matematika yakni:
- Aritmatika teoretis and praktis
- penjumlahan seri
- Analisis kombinatorial
- kaidah angka 3
- Bilangan irasional
- teori perbandingan
- definisi aljabar
- metode pemecahan penjumlahan aljabar
- Geometri
- Teorema Archimedes
- Sudut segitiga
Hasil keryanya selain bidang matematika yaitu:
- Kajian kritis wacana ucapan orang India, apakah mendapatkan dengan alasan atau menolak (bahasa Arab تحقيق ما للهند من مقولة معقولة في العقل أم مرذولة) - sebuah ringkasan wacana agama dan filosofi India
- Tanda yang Tersisa dari Abad Lampau (bahasa Arab الآثار الباقية عن القرون الخالية) - kajian komparatif wacana kalender dari banyak sekali budaya dan peradaban yang tidak sama, dihubungkan dengan informasi terkena matematika, astronomi, dan sejarah.
- Peraturan Mas'udi (bahasa Arab القانون المسعودي) - sebuah buku perihal Astronomi, Geografi dan Keahlian Teknik. Buku ini didiberi nama Mas'ud, sebagai dedikasinya kepada Mas'ud, putra Mahmud dari Ghazni.
- Pengertian Astrologi (bahasa Arab التفهيم لصناعة التنجيم) - pertanyaan dan jawabanan model buku wacana matematika dan astronomi, dalam bahasa Arab dan bahasa Persia
- Farmasi - perihal obat dan ilmu kedokteran
- Permata (bahasa Arab الجماهر في معرفة الجواهر) perihal geologi, mineral, dan permata, dipersembahkan untuk Mawdud putra Mas'ud
- Astrolab
- Buku ringkasan sejarah
- Riwayat Mahmud dari Ghazni dan ayahnya
- Sejarah Khawarazm
HARI PEMBALASAN SAAT DI PADANG MAHSYAR,
Bumi dan langit yang usang akan dirubah menjadi baru
Ulama membuktikan bahwa maksud diganti disini ialah merubah bentuk yang usang menjadi bentuk baru, bukan mengganti dengan yang gres total.
Ahli tafsir Syaikh As-Sa’di rahimahullah menerangkan,
وهذا التبديل تبديل صفات، لا تبديل ذات، فإن الأرض يوم القيامة تسوى وتمد كمد الأديم ويلقى ما على ظهرها من جبل ومَعْلم، فتصير قاعا صفصفا، لا ترى فيها عوجا ولا أمتا، وتكون السماء كالمهل، من شدة أهوال ذلك اليوم ثم يطويها الله -تعالى- بيمينه
“pergantian yang dimaksud ialah mengganti sifat bukan dzatnya (bendanya). Bumi pada hari simpulan zaman akan diratakan dan dibentangkan sebagaiman bulu. Dilemparkan apa yang ada dipermukaannya berupa pegunungan dan dataran tinggi. Maka nampaklah datar tidak ada lekukan dan kebengkokan. Sedangkan langit menyerupai bulu alasannya ialah dahsyatnya hari dikala itu kemudian Allah melipat langit dengan tangan kanannya.”[1]
Dalam Tafsir Ibnu Abbas, dijelaskan
أي في يوم تغير الأرض {غير الأرض} على حال سوى هذه الحال وتبديلها أن يزاد فيها وينقص منها ويسوى جبالها وأوديتها ويقال تبدل الأرض غير هذه الأرض {والسماوات} مطويات بيمينه
“yaitu hari perubahan bumi dengan bumi yang lain dengan keadaan yang tidak sama. Pergantiannya yaitu ditambah dan dikurangi contohnya diratakan pegunungan dan lembahnya.”[2]
Bumi dan Langit yang gres abadi
Allah Ta’ala berfirman,
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi”,
Dalam Tafsir Ibnu Abbas, dijelaskan,
سماء النار وأرض النار إلا ما شاء ربك أن يخرجهم من أهل التوحيد
“Yaitu (mereka kekal di nereka selama masih ada) langitnya neraka dan buminya neraka (begitu juga dengan surga), kecuali hingga mana kehendak Allah untuk mengeluarkan mereka dari neraka yaitu jago tauhid (yang masih mempunyai keimanan, tapi dosanya lebih banyak dan tidak diampuni)”[3]
Kejadian dikala itu
Apa yang terjadi dikala itu? Bagaimana keadaan manusia? Sebagian ulama membuktikan bahwa ketika bumi dan langit diganti, maka insan berada di atas Jembatan antara nirwana dan nereka.
sepertiyang pertanyaan Aisyah radhiyallahu ‘anha,
سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن قوله عز وجل: {يوم تبدل الأرض غير الأرض والسماوات فأين يكون الناس يومئذ؟ يا رسول الله! فقال “على الصراط”.
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wacana firman Allah ‘azza wa jalla : “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit” : ‘Dimanakah insan pada waktu itu berada wahai Rasulullah ?’. Maka ia shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawaban, “Di atas jembatan”[4]
Dan pertanyaan seorang Yahudi,
أين يكون الناس يوم تبدل الأرض غير الأرض والسماوات؟
“Dimanakah insan di hari ketika bumi digantikan oleh selain bumi dan langit ?”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawaban,
هم في الظلمة دون الجسر
“Mereka dalam kepetangan di hadapan jembatan”.[5]
Sebagian ulama membuktikan bahwa ketika diganti menjadi insan akan dibangkitkan, dikumpulkan dan berada pada bumi gres tersebut.
sepertiyang lanjutan ayatnya:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka tiruananya (di padang mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allâh yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Ibrahim:48)
Ahli tafsir Syaikh As-Sa’di rahimahullah menerangkan,
الخلائق من قبورهم إلى يوم بعثهم، ونشورهم في محل لا يخفى منهم على الله شيء
“yaitu para makhluk dari kubur mereka menuju hari kebangkitan dan dikumpulkan menuju tempat yang tidak luput dari Allah sedikitpun?”[6]
Bumi yang dijelaskan dalam hadits yaitu sangat putih, datar dan tidak ada bangunan diatasnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَّقِيِّ لَيْسَ فِيهَا عَلَمٌ لِأَحَدٍ
“Pada hari simpulan zaman kelak, insan akan dikumpulkan di bumi yang sangat putih berbentuk lingkaran pipih dan datar tidak ada tanda (bangunan) milik siapapun di atasnya.”[7]
The shape of the Geode, as it is called, is nearly a perfect sphere, but because the earth is spinning, it is about 21.5 kilometers flatter at the poles, and bulged-out at the equator by about the same amount. There are also other ‘higher-order’ shape deviations which make the Earth slightly pear- shaped with a larger southern hemisphere surface area than in the northern hemisphere, but at a level of a kilometer or so in radial girth. The biggest effect, though, is its polar flattening. If you had a basketball to represent the Earth’s spherical average shape, the flattening would be 21/6500 = about 1/300 the radius of the basketball or 1/32 of an inch…give or take. From NASA:

Peta Al Idrisi, Peta Yang Dijadikan Rujukan Peta Dunia
"Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa bersama-sama Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan hingga kepada waktu yang ditentukan, dan bersama-sama Allah Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan," Surah Luqman Ayat 29. Dari ayat di atas, kata memasukkan bisa diartikan bahwa terjadi perubahan sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan dari malam menjadi siang, dan sebaliknya.
Fenomena ini spesialuntuk bisa terjadi apabila Bumi itu bulat. Sebab, kalau Bumi itu datar, maka tentu akan ada perubahan yang drastis atau mendadak dari malam ke siang dan dari siang ke malam.
Alquran juga mengungkap bentuk Bumi yang lingkaran melalui ayat diberikut. "Dia membuat langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan berdasarkan waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun," Surah Az-Zumar Ayat 5.
Pada ayat di atas, kata dalam bahasa Arab yang dipakai ialah Kawwara, yang bermakna tumpang tindih atau melingkar, menyerupai gulungan kain sorban di kepala. Peristiwa tumpang tindih atau melingkar silih bergantinya siang dan malam spesialuntuk sanggup terjadi kalau Bumi berbentuk bulat.

Peta Al Idrisi ialah Peta/Globe pertama Dunia yang dijadikan acuan Peta Dunia, Al Idrisi Terilhami dari ayat Al-quran, Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti atau singkatnya Al-Idrisi ialah ilmuwan geografi, kartografi, mesirologi, dan pengembara Muslim
Ketika mempelajari sejarah peradaban Islam, susah rasanya tidak takjub dan kagum pada prestasi ilmuan dan intelektual muslim di masa lalu dan donasi mereka bagi peradaban Manusia untuk mengenal kebemasukan Allah SWT. Dari ilmu kedokteran, matematika, filsafat, seni hingga fisika. Di masa keemasannya, umat Islam berada di garis terdepan hampir dalam tiruana cabang keilmuan. Mereka mempelopori penemuan-penemuan gres dan membangun bangunan keilmuan yang belum pernah dibangun sebelumnya. Nama-nama menyerupai Ibnu al-Haytham, Ibnu Khaldun, dan lain-lain melayang di pikiran ketika berbicara wacana kehebatan ilmu pengetahuan Islam.
Salah seorang yang berada di kelompok elit ilmuan terbesar sepanjang masa ialah seorang polymath Persia Muslim, Abu Rayhan al-Biruni rahimahullah. Ia hidup pada rentang tahun 973-1048 M. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Asia Tengah dan anak benua India. Sepanjang karirnya, al-Biruni menjadi jago dalam banyak sekali cabang keilmuan, termasuk sejarah, fisika, matematika, astronomi, linguistik, perbandingan agama, dan ilmu bumi. Meskipun ketidak-pastian dunia politik Islam terjadi di masanya, ia bisa menghadapinya dan menjadi salah satu ilmuan terbesar sepanjang sejarah.
Masa Kecil Sang Ilmuan
Al-Biruni lahir pada tahun 973 di provinsi Khurasan, di Timur Laut Persia. Sama menyerupai bawah umur lain di masanya, ia dididik di usia muda. Belajar bahasa Arab dan bahasa Persia, ilmu-ilmu Islam yang mendasar, dan ilmu pengetahuan alam. Awalnya, ia meminati kajian matematika dan astronomi. Di kemudian hari, ia menjadi seorang seorang jago dalam dua bidang ilmu ini. Ia ialah seorang astronom terkemuka.
Di usia 20 tahun, ia pindah jauh dari tempat asalnya demi menimba ilmu pengetahuan. Selama 3 tahun ia melaksanakan perjalanan di seluruh Persia, berguru dari para ilmuan wacana banyak sekali cabang ilmu pengetahuan. Akhirnya, pada tahun 998, ia menetap di Jurjan (Gorgan). Ia menjadi pegawai pemerintah setempat, Shams al-Ma’ali Qabus. Selama 10 tahun diberikutnya, ia tinggal di kota kecil di wilayah tenggara Iran. Di tempat inilah ia melaksanakan penelitian, menulis buku, dan semakin banyak belajar.
Selama waktu tersebut, ia menulis sebuah karya monumental yang mengkaji wacana sejarah peradaban kuno di tengah imbas silih bergantinya kerajaan. Buku itu sebagai penanda yang terang bahwa di masa depan al-Biruni akan menjadi seorang ilmuan yang menguasai banyak sekali cabang keilmuan. Ini lebih dari sekadar buku sejarah. Karena buku merevolusi sejarah sains, astronomi, budaya, dan juga membuktikan kejadian sejarah. melaluiataubersamaini produktivitasnya di Jurjan, Al-Biruni menjadi salah satu ilmuan utama di zamannya melalui karya-karyanya.
Di Wilayah Kerajaan Ghazni
Al-Biruni tidak menyelesaikan beberapa karya monumentalnya hingga ia pindah ke Ghazni. Sebuah wilayah yang berada di bawah naungan Sultan Mahmud. Di masa itu, Ghazni ialah sebuah kota yang besar. Sebuah kota yang kini menjadi wilayah Afghanistan. Kerajaan Sultan Mahmud membentang jauh melampaui perbatasan Afghanistan modern. Wilayahnya kini mencakup Iran, Pakistan, dan India. Di kerajaan yang berpengaruh ini, al-Biruni mempunyai sumber daya dan kemampuan untuk menunjukkan apa yang ia bisa lakukan.
Sultan Mahmud memulai ekspedisi militernya ke India dengan sangat rapi. Tujuannya ialah melindungi pengaruhnya di sana. Kebiasaan Sultan Mahmud dalam ekspedisi militernya ialah mengajak serta al-Biruni. Hal ini menjadi laba tersendiri bagi al-Biruni. Ia bisa mengenal banyak sekali bahasa, budaya, dan agama yang ada di India.
Mendapatkan anugerah kecerdasan yang bisa melahirkan ide-ide gres dengan gampang, al-Biruni dengan cepat berhasil menguasai bahasa Sansekerta dan bahasa liturgi Hindu. Kemampuan ini membuka khazanah pengetahuan baru. Ia bisa mempelajari budaya India pribadi dari literatur-literatur aslinya. Kemudian membandingkannya dengan buku-buku dari belahan dunia yang lain. Ia menerjemahkan buku dari bahasa Sansekerta ke bahasa Arab dan Persia. Juga sebaliknya, dari bahasa Arab ke bahasa Sansekerta. Al-Biruni berpandangan bahwa beragamnya peradaban bertujuan untuk saling mempelajari satu sama lain, bukan saling menghancurkan.
Karena kemampuannya membaca teks-teks Hindu kuno, al-Biruni bisa mengkompilasi sebuah ensiklopedia sejarah India kuno, yang dikenal sebagai Kitab Tarikh al-Hind (Ensiklopedi Sejarah India). Menariknya, banyak kabar wacana India kuno yang diketahui orang-orang masa kini berasal pribadi dari buku al-Biruni. Tarikh al-Hind lebih dari sekadar memdiberitahu pembaca wacana India kuno, namun buku ini juga ialah fakta bahwa al-Biruni bisa mengumpulkan begitu banyak ilmu yang tidak sama untuk memahami latar belakang kejadian sejarah. Buku ini ialah jendela untuk mengetahui falsafah India, geografi, dan kebudayaannya. Al-Biruni menenggelamkan diri dalam kajiannya, untuk memdiberi hadiah pada dirinya akan sebuah pemahaman yang lebih baik wacana sejarah India. melaluiataubersamaini demikian, Tarikh al-Hind benar-benar sanggup dianggap sebagai salah satu buku pertama di dunia antropologi, studi masyarakat insan dan perkembangan mereka.
Penemuan Ilmiah
Selain menjadi expert dalam sejarah dan budaya India, al-Biruni juga berhasil memilih waktu yang sempurna untuk membuat gebrakan ilmiah. Banyak ekspedisi yang ia lakukan sangat memmenolongnya melihat dan mengenal variasi geografis dari sumber aslinya. Teori yang ia terapkan juga berhasil membuat mereka terhubung. melaluiataubersamaini menganalisis banyak sekali jenis partikel tanah di Sungai Gangga dari sumbernya hingga ke Teluk Benggala, al-Biruni merumuskan teori wacana abrasi dan bagaimana proses terjadinya pembentukan tanah. Terutama mencatat tugas air dalam proses ini.
Dalam kajian studi terkait, ia menemukan fosil-fosil kuno binatang bahari di pepegununganan yang memutus wilayah India dari seluruh wialayah dunia, Himalaya. Tampaknya mustahil bahwa siput dari bahari terdalam, kerang dan yang lainnya melaksanakan perjalanan ribuan mil ke daratan hingga ke kaki pegunungan. Dari sini al-Biruni hingga pada kesimpulan bahwa pada suatu masa Pepegununganan Himalaya niscaya pernah menjadi dasar laut. Dan sekarang, berpindah ke titiknya dikala ini setelah jutaan tahun. Kajian ini secara pribadi mempersembahkan pemahaman di era modern ini wacana lempeng tektonik. Bagaimana benua bergerak dan bergeser dari waktu ke waktu.
Al-Biruni juga memelopori bidang geologi. Karena ia berhasil mengumpulkan, menganalisis, dan menyusun ratusan logam dan permata. Ia bisa menggambarkan sifat-sifat mereka. Bagaimana mereka dibuat, dan di mana benda-benda itu sanggup ditemukan. Bukunya yang mengkaji wacana permata menjadi standar untuk memahami kerikil berharga selama ratusan tahun.
Al-Biruni terus mengecap pencapaian yang luar biasa hingga pertama tahun 1000-an. Ia melaksanakan penelitian ke bidang-bidang seperti:
Bagaimana bumi berputar pada porosnya.
Bagaimana sumur dan sumber-sumber air membawa air ke permukaan.
Menggabungkan statika dan dinamika ke dalam studi mekanika.
Mencatat garis lintang dan bujur dari ribuan kota sehingga memungkinkannya untuk memilih arah kiblat setiap kota.
Meneliti sifat optik dari bayangan yang mempunyai kegunaan untuk menghitung atau memperkirakan kapada masuk waktu shalat-shalat yang lima waktu.
Membuat pemisahan (deferensiasi) astronomi ilmiah dari astrologi takhayul.

Gambar kiri, model astrolabe berbentuk lingkaran dan gambar kanan model mekanis matahari dan kalender bulan. Kedua model ini dibentuk berdasarkan desain dan deskripsi dari al-Biruni. Ditemukan di Institute for the History of Arabic-Islamic Science di University of Frankfurt.
Selama 75 tahun masa hidupnya, al-Biruni berhasil merevolusi banyak tradisi keilmuan. Saat ia meninggal pada tahun 1048, ia sudah menulis lebih dari 100 buku, yang dikala ini banyak yang sudah punah. Kecerdasan dan penguasaannya terhadap banyak sekali cabang keilmuan dan kemampuannya untuk mensinergikannya berhasil melahirkan pemahaman ilmu yang lebih baik sesuai dengan fungsinya. Hal ini juga menjadikannya termasuk di antara para ilmuan muslim terbesar sepanjang masa.
Kehadirannya maemmenolong keilmuan cendekiawan muslim di masa kemudian untuk mengoptimalkan batas pengetahuan dan membangun batas baru. Dan juga berfungsi sebagai bukti kasatmata bahwa para ilmuan bisa mencapai kemampuan terbaik di tengah ketidak-stabilan politik, konflik, dan ketidak-jelasan kondisi. Dalam keadaan demikian para ilmuan bisa melaksanakan penelitian yang mengubah dunia dan membuat inovasi luar biasa.
Al-Biruni menulis banyak buku dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.
Berikut karya-karya Al-Biruni ialah:
- Ketika berusia 17 tahun, dia mereview garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan memakai altitude maksima matahari.
- Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar.
- Ketika berusia 27, dia sudah menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh dia (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku wacana astrolab, sebuah buku wacana sistem desimal, 4 buku wacana pengkajian bintang, dan 2 buku perihal sejarah.
- Dia membuat penelitian terkena jari-jari Bumi senilai 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada kurun ke 16).
Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.
Sumbangannya pada bidang matematika yakni:
- Aritmatika teoretis and praktis
- penjumlahan seri
- Analisis kombinatorial
- kaidah angka 3
- Bilangan irasional
- teori perbandingan
- definisi aljabar
- metode pemecahan penjumlahan aljabar
- Geometri
- Teorema Archimedes
- Sudut segitiga
Hasil keryanya selain bidang matematika yaitu:
- Kajian kritis wacana ucapan orang India, apakah mendapatkan dengan alasan atau menolak (bahasa Arab تحقيق ما للهند من مقولة معقولة في العقل أم مرذولة) - sebuah ringkasan wacana agama dan filosofi India
- Tanda yang Tersisa dari Abad Lampau (bahasa Arab الآثار الباقية عن القرون الخالية) - kajian komparatif wacana kalender dari banyak sekali budaya dan peradaban yang tidak sama, dihubungkan dengan informasi terkena matematika, astronomi, dan sejarah.
- Peraturan Mas'udi (bahasa Arab القانون المسعودي) - sebuah buku perihal Astronomi, Geografi dan Keahlian Teknik. Buku ini didiberi nama Mas'ud, sebagai dedikasinya kepada Mas'ud, putra Mahmud dari Ghazni.
- Pengertian Astrologi (bahasa Arab التفهيم لصناعة التنجيم) - pertanyaan dan jawabanan model buku wacana matematika dan astronomi, dalam bahasa Arab dan bahasa Persia
- Farmasi - perihal obat dan ilmu kedokteran
- Permata (bahasa Arab الجماهر في معرفة الجواهر) perihal geologi, mineral, dan permata, dipersembahkan untuk Mawdud putra Mas'ud
- Astrolab
- Buku ringkasan sejarah
- Riwayat Mahmud dari Ghazni dan ayahnya
- Sejarah Khawarazm
HARI PEMBALASAN SAAT DI https://tiruanadadisini1.blogspot.com//search?q=al-idrisi-world-map.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">

Peta Al Idrisi, Peta Yang Dijadikan Rujukan Peta Dunia
"Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa bersama-sama Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan hingga kepada waktu yang ditentukan, dan bersama-sama Allah Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan," Surah Luqman Ayat 29. Dari ayat di atas, kata memasukkan bisa diartikan bahwa terjadi perubahan sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan dari malam menjadi siang, dan sebaliknya.
Fenomena ini spesialuntuk bisa terjadi apabila Bumi itu bulat. Sebab, kalau Bumi itu datar, maka tentu akan ada perubahan yang drastis atau mendadak dari malam ke siang dan dari siang ke malam.
Alquran juga mengungkap bentuk Bumi yang lingkaran melalui ayat diberikut. "Dia membuat langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan berdasarkan waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun," Surah Az-Zumar Ayat 5.
Pada ayat di atas, kata dalam bahasa Arab yang dipakai ialah Kawwara, yang bermakna tumpang tindih atau melingkar, menyerupai gulungan kain sorban di kepala. Peristiwa tumpang tindih atau melingkar silih bergantinya siang dan malam spesialuntuk sanggup terjadi kalau Bumi berbentuk bulat.

Peta Al Idrisi ialah Peta/Globe pertama Dunia yang dijadikan acuan Peta Dunia, Al Idrisi Terilhami dari ayat Al-quran, Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti atau singkatnya Al-Idrisi ialah ilmuwan geografi, kartografi, mesirologi, dan pengembara Muslim
Ketika mempelajari sejarah peradaban Islam, susah rasanya tidak takjub dan kagum pada prestasi ilmuan dan intelektual muslim di masa lalu dan donasi mereka bagi peradaban Manusia untuk mengenal kebemasukan Allah SWT. Dari ilmu kedokteran, matematika, filsafat, seni hingga fisika. Di masa keemasannya, umat Islam berada di garis terdepan hampir dalam tiruana cabang keilmuan. Mereka mempelopori penemuan-penemuan gres dan membangun bangunan keilmuan yang belum pernah dibangun sebelumnya. Nama-nama menyerupai Ibnu al-Haytham, Ibnu Khaldun, dan lain-lain melayang di pikiran ketika berbicara wacana kehebatan ilmu pengetahuan Islam.
Salah seorang yang berada di kelompok elit ilmuan terbesar sepanjang masa ialah seorang polymath Persia Muslim, Abu Rayhan al-Biruni rahimahullah. Ia hidup pada rentang tahun 973-1048 M. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Asia Tengah dan anak benua India. Sepanjang karirnya, al-Biruni menjadi jago dalam banyak sekali cabang keilmuan, termasuk sejarah, fisika, matematika, astronomi, linguistik, perbandingan agama, dan ilmu bumi. Meskipun ketidak-pastian dunia politik Islam terjadi di masanya, ia bisa menghadapinya dan menjadi salah satu ilmuan terbesar sepanjang sejarah.
Masa Kecil Sang Ilmuan
Al-Biruni lahir pada tahun 973 di provinsi Khurasan, di Timur Laut Persia. Sama menyerupai bawah umur lain di masanya, ia dididik di usia muda. Belajar bahasa Arab dan bahasa Persia, ilmu-ilmu Islam yang mendasar, dan ilmu pengetahuan alam. Awalnya, ia meminati kajian matematika dan astronomi. Di kemudian hari, ia menjadi seorang seorang jago dalam dua bidang ilmu ini. Ia ialah seorang astronom terkemuka.
Di usia 20 tahun, ia pindah jauh dari tempat asalnya demi menimba ilmu pengetahuan. Selama 3 tahun ia melaksanakan perjalanan di seluruh Persia, berguru dari para ilmuan wacana banyak sekali cabang ilmu pengetahuan. Akhirnya, pada tahun 998, ia menetap di Jurjan (Gorgan). Ia menjadi pegawai pemerintah setempat, Shams al-Ma’ali Qabus. Selama 10 tahun diberikutnya, ia tinggal di kota kecil di wilayah tenggara Iran. Di tempat inilah ia melaksanakan penelitian, menulis buku, dan semakin banyak belajar.
Selama waktu tersebut, ia menulis sebuah karya monumental yang mengkaji wacana sejarah peradaban kuno di tengah imbas silih bergantinya kerajaan. Buku itu sebagai penanda yang terang bahwa di masa depan al-Biruni akan menjadi seorang ilmuan yang menguasai banyak sekali cabang keilmuan. Ini lebih dari sekadar buku sejarah. Karena buku merevolusi sejarah sains, astronomi, budaya, dan juga membuktikan kejadian sejarah. melaluiataubersamaini produktivitasnya di Jurjan, Al-Biruni menjadi salah satu ilmuan utama di zamannya melalui karya-karyanya.
Di Wilayah Kerajaan Ghazni
Al-Biruni tidak menyelesaikan beberapa karya monumentalnya hingga ia pindah ke Ghazni. Sebuah wilayah yang berada di bawah naungan Sultan Mahmud. Di masa itu, Ghazni ialah sebuah kota yang besar. Sebuah kota yang kini menjadi wilayah Afghanistan. Kerajaan Sultan Mahmud membentang jauh melampaui perbatasan Afghanistan modern. Wilayahnya kini mencakup Iran, Pakistan, dan India. Di kerajaan yang berpengaruh ini, al-Biruni mempunyai sumber daya dan kemampuan untuk menunjukkan apa yang ia bisa lakukan.
Sultan Mahmud memulai ekspedisi militernya ke India dengan sangat rapi. Tujuannya ialah melindungi pengaruhnya di sana. Kebiasaan Sultan Mahmud dalam ekspedisi militernya ialah mengajak serta al-Biruni. Hal ini menjadi laba tersendiri bagi al-Biruni. Ia bisa mengenal banyak sekali bahasa, budaya, dan agama yang ada di India.
Mendapatkan anugerah kecerdasan yang bisa melahirkan ide-ide gres dengan gampang, al-Biruni dengan cepat berhasil menguasai bahasa Sansekerta dan bahasa liturgi Hindu. Kemampuan ini membuka khazanah pengetahuan baru. Ia bisa mempelajari budaya India pribadi dari literatur-literatur aslinya. Kemudian membandingkannya dengan buku-buku dari belahan dunia yang lain. Ia menerjemahkan buku dari bahasa Sansekerta ke bahasa Arab dan Persia. Juga sebaliknya, dari bahasa Arab ke bahasa Sansekerta. Al-Biruni berpandangan bahwa beragamnya peradaban bertujuan untuk saling mempelajari satu sama lain, bukan saling menghancurkan.
Karena kemampuannya membaca teks-teks Hindu kuno, al-Biruni bisa mengkompilasi sebuah ensiklopedia sejarah India kuno, yang dikenal sebagai Kitab Tarikh al-Hind (Ensiklopedi Sejarah India). Menariknya, banyak kabar wacana India kuno yang diketahui orang-orang masa kini berasal pribadi dari buku al-Biruni. Tarikh al-Hind lebih dari sekadar memdiberitahu pembaca wacana India kuno, namun buku ini juga ialah fakta bahwa al-Biruni bisa mengumpulkan begitu banyak ilmu yang tidak sama untuk memahami latar belakang kejadian sejarah. Buku ini ialah jendela untuk mengetahui falsafah India, geografi, dan kebudayaannya. Al-Biruni menenggelamkan diri dalam kajiannya, untuk memdiberi hadiah pada dirinya akan sebuah pemahaman yang lebih baik wacana sejarah India. melaluiataubersamaini demikian, Tarikh al-Hind benar-benar sanggup dianggap sebagai salah satu buku pertama di dunia antropologi, studi masyarakat insan dan perkembangan mereka.
Penemuan Ilmiah
Selain menjadi expert dalam sejarah dan budaya India, al-Biruni juga berhasil memilih waktu yang sempurna untuk membuat gebrakan ilmiah. Banyak ekspedisi yang ia lakukan sangat memmenolongnya melihat dan mengenal variasi geografis dari sumber aslinya. Teori yang ia terapkan juga berhasil membuat mereka terhubung. melaluiataubersamaini menganalisis banyak sekali jenis partikel tanah di Sungai Gangga dari sumbernya hingga ke Teluk Benggala, al-Biruni merumuskan teori wacana abrasi dan bagaimana proses terjadinya pembentukan tanah. Terutama mencatat tugas air dalam proses ini.
Dalam kajian studi terkait, ia menemukan fosil-fosil kuno binatang bahari di pepegununganan yang memutus wilayah India dari seluruh wialayah dunia, Himalaya. Tampaknya mustahil bahwa siput dari bahari terdalam, kerang dan yang lainnya melaksanakan perjalanan ribuan mil ke daratan hingga ke kaki pegunungan. Dari sini al-Biruni hingga pada kesimpulan bahwa pada suatu masa Pepegununganan Himalaya niscaya pernah menjadi dasar laut. Dan sekarang, berpindah ke titiknya dikala ini setelah jutaan tahun. Kajian ini secara pribadi mempersembahkan pemahaman di era modern ini wacana lempeng tektonik. Bagaimana benua bergerak dan bergeser dari waktu ke waktu.
Al-Biruni juga memelopori bidang geologi. Karena ia berhasil mengumpulkan, menganalisis, dan menyusun ratusan logam dan permata. Ia bisa menggambarkan sifat-sifat mereka. Bagaimana mereka dibuat, dan di mana benda-benda itu sanggup ditemukan. Bukunya yang mengkaji wacana permata menjadi standar untuk memahami kerikil berharga selama ratusan tahun.
Al-Biruni terus mengecap pencapaian yang luar biasa hingga pertama tahun 1000-an. Ia melaksanakan penelitian ke bidang-bidang seperti:
Bagaimana bumi berputar pada porosnya.
Bagaimana sumur dan sumber-sumber air membawa air ke permukaan.
Menggabungkan statika dan dinamika ke dalam studi mekanika.
Mencatat garis lintang dan bujur dari ribuan kota sehingga memungkinkannya untuk memilih arah kiblat setiap kota.
Meneliti sifat optik dari bayangan yang mempunyai kegunaan untuk menghitung atau memperkirakan kapada masuk waktu shalat-shalat yang lima waktu.
Membuat pemisahan (deferensiasi) astronomi ilmiah dari astrologi takhayul.

Gambar kiri, model astrolabe berbentuk lingkaran dan gambar kanan model mekanis matahari dan kalender bulan. Kedua model ini dibentuk berdasarkan desain dan deskripsi dari al-Biruni. Ditemukan di Institute for the History of Arabic-Islamic Science di University of Frankfurt.
Selama 75 tahun masa hidupnya, al-Biruni berhasil merevolusi banyak tradisi keilmuan. Saat ia meninggal pada tahun 1048, ia sudah menulis lebih dari 100 buku, yang dikala ini banyak yang sudah punah. Kecerdasan dan penguasaannya terhadap banyak sekali cabang keilmuan dan kemampuannya untuk mensinergikannya berhasil melahirkan pemahaman ilmu yang lebih baik sesuai dengan fungsinya. Hal ini juga menjadikannya termasuk di antara para ilmuan muslim terbesar sepanjang masa.
Kehadirannya maemmenolong keilmuan cendekiawan muslim di masa kemudian untuk mengoptimalkan batas pengetahuan dan membangun batas baru. Dan juga berfungsi sebagai bukti kasatmata bahwa para ilmuan bisa mencapai kemampuan terbaik di tengah ketidak-stabilan politik, konflik, dan ketidak-jelasan kondisi. Dalam keadaan demikian para ilmuan bisa melaksanakan penelitian yang mengubah dunia dan membuat inovasi luar biasa.
Al-Biruni menulis banyak buku dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.
Berikut karya-karya Al-Biruni ialah:
- Ketika berusia 17 tahun, dia mereview garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan memakai altitude maksima matahari.
- Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar.
- Ketika berusia 27, dia sudah menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh dia (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku wacana astrolab, sebuah buku wacana sistem desimal, 4 buku wacana pengkajian bintang, dan 2 buku perihal sejarah.
- Dia membuat penelitian terkena jari-jari Bumi senilai 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada kurun ke 16).
Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.
Sumbangannya pada bidang matematika yakni:
- Aritmatika teoretis and praktis
- penjumlahan seri
- Analisis kombinatorial
- kaidah angka 3
- Bilangan irasional
- teori perbandingan
- definisi aljabar
- metode pemecahan penjumlahan aljabar
- Geometri
- Teorema Archimedes
- Sudut segitiga
Hasil keryanya selain bidang matematika yaitu:
- Kajian kritis wacana ucapan orang India, apakah mendapatkan dengan alasan atau menolak (bahasa Arab تحقيق ما للهند من مقولة معقولة في العقل أم مرذولة) - sebuah ringkasan wacana agama dan filosofi India
- Tanda yang Tersisa dari Abad Lampau (bahasa Arab الآثار الباقية عن القرون الخالية) - kajian komparatif wacana kalender dari banyak sekali budaya dan peradaban yang tidak sama, dihubungkan dengan informasi terkena matematika, astronomi, dan sejarah.
- Peraturan Mas'udi (bahasa Arab القانون المسعودي) - sebuah buku perihal Astronomi, Geografi dan Keahlian Teknik. Buku ini didiberi nama Mas'ud, sebagai dedikasinya kepada Mas'ud, putra Mahmud dari Ghazni.
- Pengertian Astrologi (bahasa Arab التفهيم لصناعة التنجيم) - pertanyaan dan jawabanan model buku wacana matematika dan astronomi, dalam bahasa Arab dan bahasa Persia
- Farmasi - perihal obat dan ilmu kedokteran
- Permata (bahasa Arab الجماهر في معرفة الجواهر) perihal geologi, mineral, dan permata, dipersembahkan untuk Mawdud putra Mas'ud
- Astrolab
- Buku ringkasan sejarah
- Riwayat Mahmud dari Ghazni dan ayahnya
- Sejarah Khawarazm




0 Komentar untuk "Al Quran Jelaskan Bumi Lingkaran / Elipse"